Jayapura, WAGADEI – Dengan dibebaskan Kapten Pilot pesawat Susi Air, Philips Mark Mehrtens asal Selandia Baru membuktikan bahwa TPN-PB OPM hanya membuang energi sia-sia, karena pada akhirnya TNI dan Polrilah yang namanya harum di mata dunia internasional.
Di satu sisi pasti TPN-PB OPM kecewa dengan peristiwa pembebasan ini merupakan sebuah terapi, lain sisi patut memuji TPN-PB OPM walaupun tidak sekelas TNI dan Polri.
Mengapa pujian patut diberikan kepada TPN-PB OPM, karena mempunyai etiket baik untuk mengembalikan pilot Philips dengan selamat.
“Saya tidak begitu percaya bahwa bebasnya pilot Philips oleh kerja keras TNI dan Polri Indonesia melalui Operasi Damai Cartenz sebagaimana diberitakan di sejumlah media massa di Indonesia,” ungkap Pastor Izaak Bame, Pr kepada wagadei.id, Kamis, (26/9/2024).
Menurut Pastor yang selama ini bicara soal keadilan di tanah Papua, pengalaman telah membuktikan bahwa kehadiran Polisi dan TNI yang bertugas di tanah Papua membawa damai itu mustahil.
“Polisi dan TNI yang haus akan darah orang Papua baru saat ini dibilang kehadiran mereka membawa damai. Kata damai ini seakan-akan membuat manusia Papua mulai mata terbuka bahwa hidup bersama bangsa Indonesia ini bangsa baik,” ujarnya tegas.
Ia mengatakan, dirinya pernah mendengar cerita-cerita dari sejumlah orang Indonesia yang berada di luar negeri (negara lain) bahwa mereka ada luar negeri dengar nama bangsa Indonesia bauhnya busuk lebih dari bauh tahi ayam.
“Artinya bangsa Indonesia dikenal luar negeri dengan berapa sebutan istilah ‘negara penipu, negara korupsi, negara teroris, negara penindas, pembunuh rakyat, negara pencaplok-perampas hak rakyat’. Dari sejumlah sebutan itu tiba-tiba dengan dibebaskannya Pilot Philips memberi penghargaan kepada Polisi Indonesia. Mengapa penghargaan itu tidak diberikan kepada pimpinan TPN-PB OPM Eginius Kogoya,”
Pastor Bame bilang, karena Egianus cs bersama pasukannya menjaga Pilot Philips dengan baik hingga kembalikan ke keluarga dan Pemerintah Selandia Baru dalam keadaan selamat.
“Saya berharap dengan pengalaman ini, TPN-PB OPM supaya adakan evaluasi yang menyeluruh terkait perjuangan selama ini khusus lewat sayap militer. Saya harap saudara Sebby Sambom supaya adakan evaluasi sungguh-sungguh terkait perjuangan dengan cara sandera orang,” katanya.
Sebab ia mengaku, dirinya telah ikuti sejak tahun 1970-an sampai 2023-2024, perjuangan kemerdekaan West Papua dengan cara menyandra orang tidak banyak memberi manfat bagi perjuangan bangsa Papua.
“Kepada seluruh pejuang bangsa Papua di manapun anda berada perlu sadar, bahwa perlu ada strategi baru yang harus dibangun untuk mendukung perjuangan bangsa Papua, mari belajar dari sejumlah tokoh di negara-negara yang sudah merdeka misalnya Mahatma Gandhi dari India, Ir Soekarno dan Hatta dari Indonesia yang sekarang sedang menjajah bangsa Papua Barat, Zanana Gusmao dan Yosep Ramos Horta pejuang Timor Leste. Mereka berdua masih hidup yang jalankan perjuangan membawa simpati kepada dunia dan jauhkan perjuangan dari kekerasan apa lagi sandra orang yang tidak bersalah,” ungkapnya.
Kepada seluruh rakyat Papua Barat, lanjut dia, bawalah perjuangan Papua ini dalam setiap napasmu dengan doa, rakyat Papua ingat bahwa yang ada padamu saat ini hanya Tuhan Yesus andalan satu-satunya. “Jangan pernah ragu dan kecewa, karena ragu dan kecewa itu ciri manusia yang tidak punya harapan,” katanya.
Mari belajar dari pengalaman pembebasan Pilot Philips, untuk atur strategi baru menuju pembebasan, jangan pernah percaya slogan para pembohong pemerintah Indonesia bahwa NKRI harga mati.
“Saya harap dengan penyampaian saya ini bisa membawa kita bersama untuk terus berjuang untuk memperoleh hak kita sebagai bangsa merdeka dan bermartabat,” ucapnya. (*)
Mobil bahis SEO optimizasyonu, dijital pazarlama hedeflerimize ulaşmamıza yardımcı oldu. https://www.royalelektrik.com/istanbul-elektrikci/