Anouw bilang pernyataan Ketua MRP Papua Tengah tunjukkan kebodohannya

Nabire, WAGADEI – Pernyataan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP Papua Tengah Agustinus Anggaibak yang diunggah melalui akun TikToknya @agustinusanggaiba6 dengan durasi 5.31 menit menuai kritik yang pedas langsung dialamatkan kepada Agustinus Anggaibak.

Bacaan Lainnya

Bahkan pernyataannya itu disebut menunjukkan ketidakmampuan melindungi masyarakat dan tanah adat di Papua Tengah terutama di distrik Kapiraya.

“Sangat tidak layak beliau (Ketua MRP Papua Tengah) pimpin sebagai ketua MRP Papua Tengah, karena pernyataannya ini menimbulkan provokasi terhadap satu pihak yaitu suku Mee dari Deiyai dan Dogiyai,” ujar anggota DPR Papua, dapil Meepago periode 2019-2024, Alfred Freddy Anouw kepada wagadei.id, Jumat, (27/9/2024).

Saya mau tanggapi terkait pernyataan ketua MRP Papua Tengah soal tapal batas antar kabupaten tepatnya kampung Wakia, distrik Kapiraya. Pernyataan ketua MRP Papua Tengah yang diunggah melalui media sosial pribadinya akun TikTok,

Alfred Freddy Anouw yang juga putra daerah Kapiraya ini menyebutkan pernyataan ketua MRP Papua Tengah bahwa ‘orang Deiyai dan orang Dogiyai telah melakukan kejahatan di Kapiraya’ menyampaikan bahwa sedang menunjukkan kebodohannya sendiri sebagai pimpinan lembaga representasi kultur orang asli Papua.

“Karena yang duduk di lembaga yang bicara tentang adat, budaya dan lingkungan hidup mestinya jadi pelindung hak-hak dasar adat dari semua orang asli Papua di Papua Tengah dan pernyataannya harus berbobot,” katanya tegas.

Menurut dia, pernyataan ketua MRP Papua Tengah juga sedang menunjukkan ia tidak layak jabat sebagai ketua MRP Papua Tengah. “Sebagai pimpinan lembaga representasi kultur orang asli Papua, pernyataannya tidak bisa membela sepihak,” ucapnya.

“Mestinya dia (Ketua MRP Papua Tengah) harus memahami batas-batas wilayah adat antara satu suku dengan suku lain. Mestinya juga dia yang harus memfasilitasi dua suku untuk duduk bicara soal tapal batas tapi beliau tidak lakukan itu,” kata Anouw.

Politisi Partai Garuda ini menegaskan, pernyataannya dangkal dari Anggaibak justru menyudutkan suku lain dan menimbulkan masalah yang cukup besar.

“Sehingga saya anggota DPR Papua yang juga orang asli dari Kapiraya dengan tegas saya mau sampaikan kepada ketua MRP Papua Tengah bahwa segera cabut pernyataannya itu dan meminta maaf kepada suku Mee dari Deiyai dan Dogiyai sebelum kami melakukan aksi yang lebih besar di kantor MRP Papua Tengah tuntut ketua MRP Papua Tengah segera mundur dari jabatannya karena beliau tidak mampu melindungi masyarakat adat. Tidak mampu menjadi pemimpin yang netral, stop menjadi pimpinan MRP yang cengeng,” ungkapnya.

Alfred bilang persoalan dipicu oleh penambangan emas ilegal oleh PT Zoomlion yang masuk ke Kapiraya.

“Kalau memang pernyataan ketua MRP Papua Tengah itu lantaran perusahaan, maka ketua MRP Papua Tengah turut melindungi para pengusaha-pengusaha elit untuk menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat adat antara suku Kamoro dan Mee,” katanya.

Ia berharap semua pihak di provinsi Papua Tengah wajib melindungi kehidupan masyarakat adat di Kapiraya maupun delapan kabupaten lainnya di Papua Tengah.

“Kita jangan timbulkan pernyataan sepihak yang memicu terjadinya konflik. Tugas adalah melindungi masyarakat dan tanah,” ucapnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 Komentar