Wamena, WAGADEI – Pimpinan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma Egianus Kogoya mengatakan, Wamena harus dikosongkan karena TPNPB sudah menguasai ibu kota Provinsi Papua Pegunungan itu.
Kawasan di sekitar Kali Balim, kata Egainus Kogoya, juga harus steril dari segala bentuk pembangunan, baik pembangunan rumah pribadi, maupun pembangunan rumah sosial atau instansi.
“Karena sekarang tidak ada yang ampun lagi. Tidak ada yang kami ampun,” kata Egianus Kogoya dikutip Wagadei dari video berdurasi 3.38 menit pada Rabu (4/6/2025).
Pernyataan Egianus Kogoya, dalam video yang beredar di media sosial itu, disampaikan menyusul penembakan dua tukang bangunan di sekitar Kampung Air Garam, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Rabu (4/6/2025).
Dua korban yang ditembak pasukan Egianus Kogoya, bernama Rahmat Hidayat (45) dan Saepudin (39), merupakan tukang bangunan Gereja GKI Imanuel Air Garam Wamena.
“Saya sudah perintah pasukan dan sedang turun (ke Wamena) tembak dua orang ini. Jadi tidak ada aktivitas. Itu yang sedang bangun,” lanjut Egianus Kogoya.
“Jadi tidak ada aktivitas. Itu pekerja saja kami sudah tembak. Yang bangun gereja,” lanjut Egianus.
Maka, lanjut Egianus Kogoya, pekerja bangunan yang membangun rumah-rumah kolonial atau milik Pemerintah Indonesia, akan ditembak pasukan TPNPB.
“Sekarang saya tidak ada ampun lagi. Ampun-ampun itu tidak ada sekarang,” katanya.
Dia mengatakan, sebaiknya tukang atau sipil segera meninggalkan Wamena, karena TPNPB akan menguasai wilayah Wamena.
“Sopir atau abang ojek tidak ada yang cari makan di Wamena. Pokoknya bangun apa saja, tidak boleh,” katanya.
Bagi yang melanggar, katanya, maka dia akan menanggung risiko.
“Pikir ko punya nyawa dulu baru bangun (kerja). Saya minta sekarang ini, semua hentikan,” katanya. (*)