Jayapura, (WAGADEI) – Penantian yang cukup lama atas kehadiran Alkitab versi bahasa suku Ketengban, kabupaten Pegunungan Bintang selama 42 tahun akhirnya terwujud pada Rabu, (28/6/2023). Bagaimana tidak, daerah yang mayoritasnya didiami warga yang tak bersekolah perlu adanya Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa daerah dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Klasis Borme.
Tim penterjemah Alkitab bahasa Ketengban dari Omban terdiri dari Elias Basini, Aprius Leiptalen, Andiokia Dipur, Amos Kulka, Herman Kulka dan Enos Dipur itu mulai kerja sejak tahun 1980 hingga selesai pada 5 Februari 2022.
Pdt. Minus Deal, Ketua Klasis Borme, Pegunungan Bintang mengatakan, masyarakat suku Ketengban telah menjemput pendoropan buku Alkitab dengan menggunakan pesawat Jayasi di lapangan misi UFM Omban Pegunungan Bintang.
“Masyarakat kampung Omban dengan senang hati menjemput sambil mereka menangis, sebab mereka menanti selama 42 tahun yaitu dari tahun 1980 – 2023.
Alkitab bahasa Ketengban menurut dia, tahap 50 persen telah selesai dan bagikan pada tahun 2013, dan kini 100 persen telah selesai,” katanya.
Awalnya, Andrew Sims jadi konsultan bahasa Ketengban yang lahir di Kanada pada 7 Agustus 1952 saat ia bekerja dengan orang Omban yang berusaha hadirkan dalam bahasa daerah.
Mereka adalah orang pertama yang Bekerja Sebagai Tim Penerjehma Alkitab Bahasa Ketengban Bersama Konsultan Bahasa Mulai pada Tahun 1980 hingga kini telah berhasil mencapai 100 persen telah selesai. Dalam kelompok atau tim mereka satu persatu di panggil oleh Tuhan hingga kini yang masih ada hanya Andi Dipur dan Enos Dipur mereka telah melihat dari semua keberhasilan mereka bersama bapak Andrew Sims, sejak dimulainya.
Rencananya Alkitab bahasa Ketengban bakal dibagikan pada bulan September 2023 mendatang.
“Panitia sudah terbentuk dalam konfrensi Klasis GIDI Borme wilayah Pegunungan Bintang yang ke VII di daerah Kirimu 7-11 September 2022,” ucapnya. (*)
