Timika, WAGADEI — Uskup Keuskupan Timika yang kedua yakni Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA baru saja ditahbiskan menjadi Uskup Timika oleh Duta Besar Takhta Suci Vatikan Untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo pada Rabu, (14/5/2025).
Mgr. Bernardus menjadi Uskup Orang Asli Papua yang kedua setelah Uskup Jayapura Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, Pr yang ditahbiskan pada 2 Februari 2023 lalu. Kehadiran kedua gembala asli Papua ini di mata Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, SH menjadi sukacita iman seluruh umat Kristen di Tanah Papua, tidak hanya umat Katolik semata.
“Saya mewakili seluruh rakyat Papua Tengah dan Tanah Papua pada umumnya menyampaikan selamat atas tahbisan Uskup Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA oleh Duta Besar Takhta Suci Vatikan Untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo menjadi uskup kedua di Keuskupan Timika,” kata Gubernur Meki Nawipa dalam sambutannya saat menghadiri perayaan Tahbisan Uskup Timika bersama Ketua TP PKK Ny. Nurhaidah Meki Nawipa, SE di Gereja Katedral Tiga Raja Timika.
Menurut Gubernur Meki, kerinduan umat Katolik Keuskupan Timika selama 5 tahun 7 bulan adalah juga kerinduan seluruh umat Kristen di Tanah Papua akan hadir sosok gembala Orang Asli Papua. Keuskupan yang berdiri pada 19 Desember 2003 ini kehilangan sosok uskup perdananya Mgr. John Pihilip Saklil, Pr yang meninggal pada 3 Agustus 2019.
“Puji Tuhan, melalui doa dan tangisan seluruh umat Keuskupan Timika, maka pada tanggal 8 Maret 2025 pukul 20.00 WIT Bapa Suci Paus Fransiskus memilih, mengangkat dan menunjuk Pastor Bernardus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Keuskupan Timika,” ujar Meki.
Gubernur Meki Nawipa menegaskan, dirinya sangat tertarik dengan moto “Ego Sum Ostium” atau “Aku Adalah Pintu” yang dipilih Mgr. Bernardus. Motto ini mengandung makna bahwa Yesus Kristus adalah jalan menuju keselamatan dan hubungan dengan Allah. Dimana ada kemiripan dengan motto tahbisan Uskup Mgr. John Philip Saklil, Pr yakni Parate Viam Domini (Siapkan Jalan Tuhan), yang dalam karyanya mencetuskan Gerakan Tungku Api Kehidupan (Gertak) bagi umat Katolik Keuskupan Timika.
“Dengan motto tahbisan bapak uskup “Aku Adalah Pintu”, saya berharap agar Bapa Uskup dan kita semua menjadi pintu keselamatan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, pintu pembawa kedamaian dalam situasi konflik, dan dalam berbagai bidang yang lainnya,” ujar Meki.
“Juga kiranya Bapa Uskup dapat menunjukkan komitmen untuk menjadi pemimpin dan gembala yang melayani, gembala yang beraroma tungku api, yang membawa kehangatan mulai dari keluarga dan bersama orang lain serta menuntun dan mengarahkan umat pada jalan keselamatan, kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, sebagai kepala pemerintahan Provinsi Papua Tengah yang merupakan wakil Allah di dunia, Meki Nawipa ingin ada kerja sama sesuai motto Uskup Bernardus dan mendiang Uskup Philip untuk bersama melayani umat di Keuskupan Timika yang tersebar di 8 kabupaten. Mulai dari Mimika, Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Paniai, Deiyai, Dogiyai, dan Nabire.
“Papua Tengah ini memiliki topografi yang berat, mulai dari pesisir pantai sampai gunung salju abadi. Ada kabupaten atau dekenat tertentu yang harus dilayani hanya dengan menggunakan pesawat terbang dan jalan kaki. Ada juga beragam suku, bahasa dan budaya serta tradisi hidup yang berbeda. Kondisi real ini menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan karena ladangnya luas namun penggarapnya kurang,” kata mantan pilot senior Papua ini.
Di tengah keragaman budaya, agama dan gereja, Meki berharap Uskup Bernardus menjadi gembala yang bisa mempersatukan serta memperkokoh semangat persatuan dan kerukunan sebagai sesama manusia yang ada di seluruh wilayah Papua Tengah.
“Dan tentunya bukan hanya menjadi suka cita bagi keluarga dan umat Keuskupan Timika, tetapi juga menjadi sukacita gereja universal dan bagi seluruh masyarakat yang berdomisili di 8 kabupaten di Provinsi Papua Tengah dan 4 kabupaten di Provinsi Papua dengan latar belakang etnis, suku, budaya, tingkat pendidikan dan agama yang berbeda-beda,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Meki Nawipa juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada mendiang Uskup Jhon Philip Saklil, Pr yang telah meletakkan dasar dan tiang iman bagi umat Keuskupan Timika. Ia telah merangkul semua Tim Pastoral Keuskupan Timika untuk berjalan bersama dengan kasih dan rendah hati serta menyapa semua umat dengan sederhana, bergaul dengan semua umat tanpa membedakan kelas dan golongan.
“Mendiang Uskup John, Engkau sudah menggerakan Eba Mukai, Emaaawa Owaada, Tarian Kamoro (Seka). Engkau sangat peduli terhadap pendidikan dengan selalu hadir dan menyadarkan kami dengan inspirasimu yang khas seperti “pendidikan merupakan tungku api yang harus tetap menyala bagi masyarakat lebih, khususnya masyarakat lokal. Sekali lagi terima kasih atas kata-kata wasiatmu, kami siap melanjutkan bersama Ukup Bernardus dan pemerintah. Terima kasih juga kepada Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr yang telah melayani selama tahta uskup keuskupan mengalami kekosongan dalam menggembalakan dombanya,” katanya.
Perayaan Tahbisan Uskup Timika di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dihadiri puluhan uskup dari seluruh Indonesia berlangsung penuh khidmat. Sekitar 10 ribu lebih umat Katolik dan yang datang dari berbagai denominasi gereja di Tanah Papua hadir mengikuti perayaan agung ini. (*)