Wamena, WAGADEI – Mahasiswa Papua di Denpasar, Bali, mendapat paket diduga kepala babi yang sudah membusuk.
Paket yang diterima mahasiswa Papua pada Jumat (7/6/2025), sekitar pukul 15.00 WITA itu, dikirim melalui jasa ojek Grab tersebut ditujukan kepada Wemison Enembe.
Dalam paket itu berisi keterangan buku berjudul “Papua Bergerak“. Serta mencantumkan nomor kontak WhatsApp pengirim.
Tidak ada satu pun mahasiswa atau penghuni kontrakan, yang merasa memesan atau mengirimkan buku tersebut.
Setelah menerima paket, kurir Grab langsung meninggalkan lokasi tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
Karena penasaran, mahasiswa membuka paket tersebut, dan terkejut saat menemukan kepala babi dalam keadaan membusuk, lengkap dengan tanah.
Bau busuk yang menyengat seketika memenuhi ruangan, membuat para penghuni syok.
Para mahasiswa berupaya mengidentifikasi pengirim dengan melacak nomor WhatsApp yang tertera pada paket melalui aplikasi Get Contact. Pada hasil pencarian aplikasi ini terdaftar atas nama Made Budawan.
Lalu dicek pada laman pencarian aplikasi Facebook. Ditemukan nama serupa dengan fisik dan atribut pakaian pengguna, termasuk logo bertuliskan “Ksatria Dalem Tarukan Kampuh Poleng Tanpa Tepi“.
Informasi ini dikutip dari siaran pers Aliansi Mahasiswa Papua atau AMP, tapi belum dikonfirmasi pada kepolisian setempat. Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Jeno Dogomo menyatakan, tindakan tersebut merupakan teror psikologis dan intimidasi, yang bertujuan membungkam aktivisme mahasiswa Papua.
“Kami tidak akan takut dan tidak akan berhenti bersuara. Insiden ini justru semakin menunjukkan watak kekuasaan yang takut terhadap kesadaran kritis dan solidaritas mahasiswa Papua di tanah rantau,” ujar Jeno Dogomo.
Para mahasiswa menegaskan bahwa Papua saat ini berada dalam kondisi krisis besar, termasuk ekosida, militerisasi, dan pelanggaran HAM yang sistematis. Mereka berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak rakyat Papua, dan melawan segala bentuk intimidasi.
Mahasiswa Papua mendesak Kepolisian Daerah Bali, untuk segera mengusut pelaku, serta motif di balik pengiriman paket teror ini. Mereka juga meminta pemerintah dan aparat keamanan, agar menjamin kebebasan berekspresi mahasiswa Papua.
Selain itu, mereka menyerukan kepada lembaga HAM dan komunitas solidaritas mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengecam dan mengutuk tindakan teror terhadap aktivis mahasiswa Papua. (*)