Dogiyai, WAGADEI – Calon bupati Dogiyai periode 2024-2029 Oskar Makai meminta agar hak rakyat untuk memilih pemimpin daerah terutama calon bupati dan wakil bupati kabupaten Dogiyai diberikan tanpa dihalang-halangi tembok kekuasaan, apalagi menyebarkan isu tidak benar di tengah masyarakat di wilayah Mapia dan Kamuu.
Menurut mantan wakil bupati Dogiyai periode 2017-2023, jelang pilkada 2024 ada fenomena yang berkembang bahwa sekelompok orang menyebarkan isu bahwa wilayah Mapia suaranya diikat hanya untuk pasangan calon tertentu.
“Saya harap jangan bohongi rakyat, kami semua putra terbaik Dogiyai. Jangan pilah-pilah asal dari Mapia dan lembah Kamuu. Cara ini yang Dogiyai tidak maju-maju,” ujar Oskar Makai dibalik selulernya, Jumat, (13/9/2024).
Makai mengharapkan pesta demokrasi di daerah Dogiyai bisa berjalan demokratis, jika pemilih pun harus bisa memberikan hak pilihnya dengan bebas, aman dan rahasia sekalipun menggunakan sistem noken atau ikat.
“Pemilih cerdas tidak terpengaruh oleh janji manis semata,” kata Oskar.
“Harus dilaksanakan tanpa intimidasi. Memilih bebas sesuai hati nuraninya. Karena hak memilih dan memilih dijamin konstitusi,” ucapnya.
Jika memilahkan calon, kata dia, masyarakat lebih tahu siapa yang jatuh bangun dengan masyarakat, lebih dekat dengan masyarakat.
“Saya selama jadi wakil bupati kabupaten Dogiyai, masyarakat tahu siapa saya di hadapan masyarakat. Tinggal, tidur, makan, minum dengan masyarakat kok, sampai kubu tertentu mau pilah-pilah memangnya anda berkontribusi apa terhadap masyarakat dan daerah ini. Saya minta dengan tegas stop provokasi masyarakat, kita harus sayangi dan lindungi masyarakat,” ungkapnya tegas.
Bentuk kesetaraan gender dan pemberdayaan masyarakat, lanjutnya, ia memilih wakilnya adalah seorang perempuan. Ia beralasan, kaum perempuan perlu dirangkul dalam proses pembangunan manusia maupun pembangunan infrastruktur di Dogiyai.
“Ini sejarah di wilayah adat Meepago, saya satu-satunya orang yang ambil calon wakil adalah seorang perempuan. Kita dilahirkan oleh perempuan, diasuh, dipelihara dan dibesarkan oleh perempuan. Ini saatnya kita menghargai perempuan,” katanya.
Ia berjanji, jika masyarakat memberikan kepercayaan sebagai kepala daerah maka dirinya akan memanfaatkan perempuan dalam pemerintahan.
“Dalam birokrasi, saya akan pakai perempuan sebanyak 30 persen. Itu harus, bangun daerah harus gandengan antara laki-laki dan perempuan,” ujarnya. (*)