Gedung Gereja Jemaat Tota Manaa Nabire diresmikan, diapresiasi Pemda karena ibadah pakai bahasa daerah

Nabire, WAGADEI – Pendiri atau perintis Gereja Kingmi Jemaat Tota Manaa yang berlokasi di Jl. BD. Danomira Kota Baru komplek RRI lama, kelurahan Oyehe, Nabire, Papua Tengah diresmikan oleh Pdt Daan Douw pada hari, Jumat, (13/9/2024).

Pdt Daan Douw, sang perintis jemaat Tota Manaa Nabire dengan menggunakan kursi rodanya usai tanda tangani prasasti mengucapkan syukurnya kepada Tuhan yang maha kuasa karena atas kasihnya, gedung gereja Kingmi yang megah itu bisa digunakan para jemaatnya.

“Saya sudah membuka beberapa gereja Kingmi di pedalaman, dan gereja ini setelah usai dari masa dua periode Klasis di Idakebo distrik Kamuu Utara, Dogiyai saya turun ke Nabire tahun 1998-an, dan gereja ini saya dirikan dan memberikan nama Jemaat Tota Manaa sejak 2002. Puji Tuhan, gereja Tota Manaa sudah bangun dan terlihat nampak megah,” katanya.

Dr. Robby Kayame, ketua panitia pembangunan gedung Gereja Tota Manaa mengatakan jemaatnya sangat solid dan satu, tidak beda-beda namun satu dalam kasih Tuhan.

“Atas komitmen dan kerja sama dengan ketua Klasis Nabire Kota serta semua warga jemaat Tota Manaa yang ada maka pembangunan telah selesai,” ucap Kayame.

Menurut dia, pembangunan gedung gereja tersebut hasil dari dana swadaya jemaat Totamana sendiri.

“Agak cepat di bangun karena saling mendengarkan antara satu sama lain untuk siap mewujudkan visi dan misi Tuhan bersama. Kami bangun hanya dalam empat tahun,” kata mantan Kepala Dinas Provinsi Papua ini.

Pembangunan ini, lanjut dia, pihaknya manaruh dari batu yang bisa menahan 200 sampai 300 tahun generasi penerus yang bisa dipakai.

“Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih kepada sinode gereja Kingmi, dan Klasis Nabire yang mana bisa membantu dalam pembangunan gedung Gereja ini serta semua pihak yang menyumbangkan berupa bangunan,” ucap Robby

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pendiri bapak Pdt Daan Douw dan kepada seluruh anggota jemaat Tota Manaa yang selalu ada untuk membagikan apa yang ada, dan gereja ini kita membangun dengan dana swadaya.

“Kami juga ucapkan terima kasih kepada pemerintah kabupaten Nabire dibawah pimpinan Bapak Mesak Magai sebagai bupati atas bantuan dalam tahapan penyelesaian pembangunan yang sudah dibantu, dan juga terima kasih kepada Pemprov Papua Tengah yang bisa membantu juga,” katanya.

Beribadah pakai bahasa suku Mee

Pihaknya menanamkan segala sesuatu itu gampang tapi menumbuhkan dan mempertahankan itu sulit. Untuk itu dirinya sangat mengapresiasi kepada seluruh anggota jemaat dan pihak dari mana pun yang sudah membantu dalam pembangunan gereja ini.

“Gereja ini di bangun untuk khusus bahasa Mee, agar diharapkan kepada generasi muda jangan rubah-rubah bahasa lain yang ada di seluruh dunia,” katanya tegas.

Bahasa Mee, lanjut dia, merupakan bahasa harga diri yang diberikan Tuhan Allah sehingga diwariskan secara turun temurun. “aka, kita harus mempertahankan bahasa daerah kita,” ucapnya.

Tota Manaa, lanjut dia, adalah Injil Tuhan yang ada sebelum gereja Tota Manaa.

Diakui sebagai gedung gereja termegah

Ketua Klasis kota Nabire Pdt Mordekahi Ohilla mengatakan sejarah mencatat pada hari ini sudah nyata, dan bukti sejarah hari ini di Nabire Papua Tengah sudah hadir salah satu gereja termegah khusus gereja Kingmi.

“Ini kehendak Tuhan Allah. Ini gedung gereja Kingmi termegah di Meepago sudah berada di Nabire yaitu Jemaat Tota Manaa, ya, luar biasa,” katanya.

Ia menegaskan, iman jemaat Tota Manaa harus lebih besar dari gedung yang dibangun. “Kita harus berhasil juga untuk selamat di surga,” ucapnya.

“Tuhan tidak pernah membiarkan kita, menabur air mata Seperti hari ini tetapi menuai dengan air mata pada hari ini karena sudah bahagia hari ini, jadi Tuhan tidak buta Tuhan tidak salah, manusia bisa lupa tetapi Tuhan tidak lupa dan manusia lupakan kita tetapi Tuhan tidak pernah tinggalkan kita,” katanya.

Diapresiasi Pj Gubernur Papua Tengah

Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Tengah Dr. Ribka Haluk diwakili Kepala Biro Sumber Daya Ekonomi Setda Provinsi Papua Tengah, Yohanes You mengatakan sebagai jemaat yang hidup dalam perang Tuhan gedung Gereja ini adalah lambang komitmen pihaknya untuk terus tumbuh dalam iman.

“Dan saya yakin dan doa dan perjuangan yang begitu besar dari semua pihak dan terlibat yang sampaikan kepada yang mahakuasa akhirnya kita melihat gedung bangunan ini,” ujarnya.

Thema yang diusung “berubah menjadi kuat”, kata You, mengingatkan kepada kita bahwa perubahan adalah bagian penting dalam perjalanan iman kita.

“Mengikuti kehendak Tuhan berarti siap untuk beradaptasi dan terus memperbarui sesuai dengan firman-nya,” katanya.

Gereja ini melalui bangunan barunya menandai semangat jemaat untuk menjadi lebih kuat, lebih teguh dan lebih menghadapi segala tantangan.

“Saya percaya gedung baru ini akan menjadi tempat dimana banyak kehidupan pasti mempunyai iman,” ucap mantan wakil bupati Paniai ini.

Pembangunan gedung ini, tentu bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, pihaknya tahu ada banyak usaha pengorbanan dan komitmen yang diberikan oleh Tuhan sebagai pemimpin gereja dan seluruh jemaat.

“Semua kerja keras ini menunjukkan betapa besarnya kasih dan kita untuk melayani Tuhan dan sesama. Marilah kita jadikan gereja ini sebagai sebuah komunitas dimana kita di satukan sebagai satu jemaat. Dan dimana kita bersekutu dengan iman kepada Tuhan,” katanya.

Pj Gubernur Papua Tengah sangat mengapresiasi atas hadirnya jemaat tersebut sehingga diharapkan manfaatkan baik.

“Selamat kepada seluruh jemaat Atas pentabisan dan peresmian gedung ini semoga ini menjadi awal dari banyak berkat yang akan Tuhan nyatakan kepada kita sekalian,” ujarnya.

Bupati Nabire Mesak Magai bilang Jemaat ini berkat dari Tuhan

Kota Nabire merupakan kota sentral dari delapan kabupaten di provinsi Papua Tengah. Begitulah kata Bupati Nabire Mesak Magai, tetapi ia sungguh bangga karena di tengah-tengah kota Nabire masih ada gereja yang menggunakan bahasa daerah saat ibadah.

“Saya bangga, jemaat Tota Manaa ini pakai bahasa suku Mee saat ibadah, ini sangat luar biasa bagi kita sekalian,” kata Magai.

“Ketika saya lihat di gereja Kingmi, Jemaat Tota Manaa rata-rata penghasilan itu menengah ke bawah semua, tetapi kalau sudah membangun rumah Tuhan seperti begini, berarti kita ini bangga bahwa kita sudah memiliki Tuhan di dalam kehidupan kita sekalian,” kata Mesak dalam sambutannya.

Magai berujar, ketika jemaat sakit, kita berdoa kepada Tuhan karena Tuhan itu dokter, ketika kita kekurangan kita berdoa kepada Tuhan untuk Tuhan kasih berkat karena Tuhan itu kaya.

“Ketika kita lemah kita minta dikuatkan kepada Tuhan karena Tuhan itu kuat,” ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, seperti jemaat Tota Manaa hanya karena memiliki Yesus di dalam hidup maka segala sesuatu itu lengkap bagi pembangunan gereja ini mulai hingga selesai.

“Maka pada kesempatan ini di dalam gereja, di dalam pemerintahan tongkat estafet itu pasti ada regenerasinya. Oleh sebab itu, saya sangat bangga dan salut kepada umat jemaat Tota Manaa,” ujar Magai. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *