ULMWP sampaikan duka atas kematian Paus Fransiskus

Sri Paus Fransiskus ketika berada di Baro Village, Sandaun Province PNG 8 September 2024 - Abeth You
Sri Paus Fransiskus ketika berada di Baro Village, Sandaun Province PNG 8 September 2024 - Wagadei/Abeth You.

Nabire, WAGADEI – United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyampaikan rasa berduka cita mendalam atas kepergian Bapa Suci Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) di Casa Santa Marta Vatikan. Paus asal Argentina itu meninggal dalam usia 88 tahun (1936–2025).

“Dalam seluruh hidupnya, Paus Fransiskan telah menunjukkan wajah Kristus yang hidup di abad ini. Ia berpihak dan membela mereka yang tersisih, menderita, teraniaya oleh elite penguasa dan oligarki,” kata Sekretaris Eksekutif ULMWP, Markus Haluk.

Bacaan Lainnya

Dua ensiklik Paus Fransiskus, kata Haluk, yang sangat terkenal adalah Laudato Si (2015). Ensiklik ini merupakan ensiklik pertama yang membicarakan tentang ibu bumi sebagai rumah bersama.

Selain itu, Ensiklik Fratelli Tutti yang menyoroti pentingnya dialog, sebagai alternatif terhadap tindakan egois dan kekerasan.

Presiden Eksekutif ULMWP, Menase Tabuni menyampaikan telah kehilangan seorang sosok Bapak yang membela umat kecil.

“Paus Fransiskus akan dikenang sebagai salah satu Bapa Gereja yang sederhana, tulus yang mempromosikan keadilan, perdamain, dialog dan memberikan harapan pada kaum lemah,” kata Tabuni.

Sri Paus Fransiskus ketika berada di Baro Village, Sandaun Province PNG 8 September 2024 - Abeth You
Sri Paus Fransiskus ketika berada di Baro Village, Sandaun Province PNG 8 September 2024 -Wagadei/Abeth You.

Dalam Perjalanan Apostoliknya di Pulau Nugini (Port Moresby, Vanimo dan Baros) pada September 2024, Paus Fransiskus membuktikan keberpihakannya pada kaum minoritas dan tersisih.

Pulau Nugini sebagai pulau nomor tiga di dunia yang memberikan kehidupan bagi planet bumi. Kehadiran Paus Fransiskus di pulau ini, kata Tabuni, telah menegur dan menampar investor dan kaum elite politik, yang serakah menggadaikan masa depan bumi bagi kepentingan segelintir elite dan oligarki.

Wakil Presiden Eksekutif ULMWP, Octovianus Mote mengatakan, umat Katolik dan seluruh umat manusia kehilangan sosok pemimpin dunia yang sederhana dan pekerja keras.

Umat manusia, katanya, kehilangan sosok yang berpihak pada mereka yang menderita dan kaum minoritas, termasuk ancaman ekosida dan genosida yang dihadapi oleh orang West Papua di Pulau Nugini bagian barat, turut menjadi perhatian Bapa suci dalam kunjungan Apostoliknya pada September 2024.

Oleh sebab itu, ULMWP mengajak rakyat West Papua supaya angkat hati dan berdoa kepada Sang Kristus Pemilik Hidup, Sang Gembala Agung Kristus, supaya menerima Bapa Suci dalam Perjamuan Kudus di Surga.

“ULMWP juga doakan semoga semua prosesi pemakaman dapat berjalan dengan lancar dan Kasih Kerahiman Tuhan,” katanya.

Dia mengatakan, ULMWP berharap agar Paus yang akan melanjutkan visi dan teladan hidup yang ditinggalkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus secara khusus membela dan menyuarakan penderitaan dan ancaman genosida, ekosida dan etnosida di West Papua. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan