Pilkada Dogiyai; memilih pemimpin sejati dan tuntaskan konflik

Dogiyai, WAGADEI – Papua telah menjadi lahan konflik dan tanah darah sejak 1963 hingga saat ini. Dogiyai, secara khusus, tidak hanya menyimpan sumber kekayaan alam yang melimpah tetapi juga menjadi pusat konflik yang paling subur.

Kepala suku besar Mee di kabupaten Dogiyai, Amandus Iyai menyampaikan pandangannya dalam acara peluncuran Pemilihan Bupati Dogiyai di halaman kantor Bupati Dogiyai, Sabtu, (20/7/2024).

Untuk menuntaskan konflik di Dogiyai, Amandus Iyai yang hadir sebagai tamu terhormat pihak KPU Dogiyai, mengusulkan tiga indikator utama diantaranya pemahaman bersama, integritas tanpa utang dan identifikasi akar masalah.

“Indikator pertama adalah pemahaman bersama. Acara peluncuran Pilkada Dogiyai pada tanggal 20 Juli di halaman kantor Bupati menjadi momentum terbaru dan inspiratif untuk membuka pemahaman bersama dari semua elemen masyarakat tentang perlunya pemimpin sejati di tanah adat,” kata Iyai.

Menurut Amandus, pemimpin yang bisa memahami wawasan budaya dan tanah adat Dogiyai guna keselamatan manusia dan tanah leluhurnya.

“Melalui momentum bersejarah ini, kita bisa menetapkan pemimpin baru di daerah. Pemimpin sejati dan kepercayaan adat yang bisa memproteksi nilai-nilai adat. Dia bisa menghormati dan mengasihi orang tua, anak-anak, dan tanah adat Dogiyai. Jika demikian, dia bisa membuat kebijakan kemanusiaan untuk memproteksi dan menyelamatkan manusia dan tanah adat Dogiyai,” katanya.

Indikator kedua, kata dia, integritas tanpa utang. Daerah Dogiyai hanya membutuhkan pemimpin baru yang tak punya utang pinjaman dan memiliki moralitas yang tinggi.

“Menjadi pemimpin sejati bagi rakyat dan tanah adat Dogiyai, bukan dengan menggunakan politik uang dan utang-piutang. Bukan juga dengan meminta suara dan memperkuat sistem politik kekeluargaan dan oportunis tanpa pertimbangan dimensi moralitas dan injili,” ungkapnya.

Bahkan, lanjutnya, dia pun menjadi pemimpin bukan dengan menggunakan pendekatan militerisme (adu domba politik), sekularisme dan hedonisme.

Namun menjadi pemimpin sejati di Dogiyai hanya berdasarkan kepercayaan kuat dari masyarakat dan suara murni rakyat dan tanah adat Dogiyai.

“Kepercayaan itu telah terlukis dalam sejarah hidup sebelumnya bersama rakyat dan tanah adat Dogiyai,” katanya.

Indikator ketiga untuk bangun Dogiyai, Iyai mengatakan harus mengidentifikasi akar masalah. Pemimpin sejati bagi masyarakat dan tanah adat Dogiyai adalah orang yang mampu memahami dan mengidentifikasi akar masalah dan berusaha mencari solusi menyeluruh atas akar permasalahan utama tersebut.

“Pemimpin sejati wajib punya pikiran bijaksana. Dia mampu melihat persoalan utama dan satu-satunya dari semua masalah di Dogiyai. Akar masalah adalah api yang mengepulkan asal masalah-masalah di Dogiyai. Selama api konflik tidak mau dipadamkan melalui kebijakan dan solusi menyeluruh yang bersifat kemanusiaan, maka selama itu pula api konflik akan membara di Dogiyai,” ujarnya.

Pentingnya Pemimpin Spiritual dan Berwatak Adat

Sementara itu, Ketua Dewan Adat Tota Mapia, Marthen Petenet Iyai, mengatakan bahwa rakyat hanya membutuhkan pemimpin spiritual dan berwatak adat. Pemimpin baru tersebut wajib mengetahui dan menghayati asal dan tujuan hidup warga serta tanah adat Dogiyai di tanah leluhurnya.

“Dari adat, dia bisa menjadi tokoh iman dan dengannya, setiap orang bisa diselamatkan. Sebagai tokoh iman, moral, dan spiritual, dia bisa melakukan kebijakan-kebijakan kemanusiaan bagi warga dan tanah adat Dogiyai. Misalnya, dia bisa melindungi dan menyelamatkan hak-hak kesulungan adat. Dia bisa mewariskan nilai-nilai adat melalui kebijakan-kebijakan yang berbasis adat. Berpijak pada nilai-nilai adat, dia pun bisa melindungi dan menyelamatkan tanah adat yang mencakup tanah leluhur, tanah sakral, tanah sejarah, dan tanah keturunan,” kata Marthen Petenet Iyai.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa “Acara Peluncuran Bupati Dogiyai” merupakan momentum terbaru dan bersejarah untuk memastikan dan memilih pemimpin sejati yang bisa menjadi tokoh iman, yang memiliki hidup rohani dan moral yang tinggi bagi kesejahteraan warga dan tanah adat Dogiyai.

Momentum terbaru ini akan mengarahkan kita semua untuk berdialog pemimpin sejati dan merumuskan kebijakan pembangunan kemanusiaan yang berbasis adat dan sejarah Mee guna menciptakan Dogiyai Dou Enaa.

Agenda “Pemilu Cerdas” yang merupakan komitmen KPU dan bersama semua elemen masyarakat Dogiyai wajib dipahami, didorong dan dilaksanakan bersama dalam perspektif perdamaian, keadilan, dan demokrasi secara beradat.Diharapkan semua pihak bisa memilih dan menetapkan pemimpin sejati yang dimaksudkan masyarakat adat bersama pihak KPU Dogiyai bagi keselamatan manusia dan rakyat Dogiyai.

Dogiyai Dou Enaa hanya akan terwujud apabila semua pihak termasuk pemimpin baru memiliki indikator-indikator di atas dan Pilkada 2024 akan dilaksanakan atas prinsip-prinsip dasar demokrasi serta gebrakan-gebrakan baru yang sedang dikerjakan secara bijaksana dan cerdas oleh pihak KPU dan jajarannya saat ini. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan