Jayapura, WAGADEI – Setiap tanggal 1 Juli, orang asli Papua (OAP) selalu merayakan dan mensyukuri peringatan kemerdekaan bangsa West Papua dengan melakukan upacara bendera ataupun aksi lainnya seperti diskusi publik, turun jalan dan sejenisnya.
Kali ini, 1 Juli 2024 tetap 53 tahun proklamasi kemerdekaan bangsa West Papua, Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA) Damianus Magai Yogi yang bertindak sebagai pembina upacara di markas besar WPA menegaskan seruan dan pesan moral memasuki usia negara West Papua yang semakin tua jika dibandingkan dengan umur manusia.
“Dalam proses perjalanan untuk pembebasan West Papua yang dialami bersama sering dengan perkembangan kemajuan diplomatik kita di luar negeri, kita tentunya masih ingat bagaimana kematian kita harus lalui perlu berperang dalam menanggapi tuntutan perubahan kedepan kita,” ujar Panglima Tertinggi WPA Damianus Magai Yogi.
Seruan itu disampaikan langsung kepada tiga komdando militer di tanah air west Papua diantaranya komando Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), komando Tentara Nasional Papua Barat (TNPB) dan komando Tentara Revolusi Papua Barat (TRWP). Juga komando Dewan Militer TPN-OPM dan Devisi II Makodam Pemka IV Paniai.
“Upacara ulang tahun proklamasi bangsa Papua 1 Juli 1971-2024 yang ke 53 tahun ini kami laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab di tanah air jantung hati sang Bintang Kejora Paniai, markas besar West Papua Army Totiyo Paniai,” ujarnya tegas.
Anak kandung tokoh OPM Thadius Magai Yogi ini mengajak, semua komponen yang sedang berjuang pisahnya West Papua dari pangkuan NKRI agar saling menghormati juga mengantisipasi tantangan besar kedepan.
“Seluruh Tentara Papua Barat, para pemimpin West Papua dan rakyat bangsa Papua perlu menghormati serta menghargai untuk mengantisipasi tantangan bersama,” ujarnya.
“Kita sebagai anak bangsa Papua Barat harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang dinamika politik dalam bangsa kita di tanah air West Papua dan harus mampu membangun hubungan yang kuat saling mendukung antara kita untuk mengakhiri pembunuhan, penindasan, perampasan dan lainnya,” katanya tegas.
Ia menegaskan, rakyat asli West Papua sudah banyak korban menjalani 61 tahun tanpa target, bergerak tanpa kordinasi baik di luar diplomat dan dalam negeri.
“Sudah puluhan ribu lebih orang Papua telah meninggal dunia dan yang masih hidup sedang mengungsi dari daerahnya sendiri, dan tanah Papua masih konflik,” kata Yogi.
Ia berharap semua komponen harus sadar dan tunduk lawan musuh, dan prioritaskan beberapa agenda utama sebagai satu-satunya jalan menuju kemerdekaan West Papua.
“Semoga kita dapat mencapai cita-cita bangsa Papua untuk masa depan bebas dan damai,” katanya. (*)