Wamena, WAGADEI – Tim Kemanusiaan Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua atau YKKMP menyalurkan bantuan kepada sekitar 600 pengungsi akibat konflik bersenjata di Provinsi Papua Pegunungan.
Sebanyak 600 pengungsi yang dikunjungi YKKMP berlindung di Gereja Kingmi Yeriko Halihalo.
Direktur YKKMP, Theo Hesegem mengatakan, kunjungan ini merupakan bagian dari misi kemanusiaan mereka pasca penembakan pada 15 Juni 2025.
Sekitar 600 warga dari tiga jemaat–Yeriko Halihalo, Imanuel Aleleng, dan Betlehem Punno–enggan kembali ke Wamena, karena trauma dan tidak nyaman.
“Kami melihat sendiri bagaimana masyarakat masih takut bahkan untuk melewati Gunung Ongolo. Apalagi lokasi pengungsian sempat menjadi sasaran tembakan, padahal anak-anak bermain di sekitarnya,” kata Hesegem di lokasi pengungsian pada Minggu (23/6/2025).
Bantuan yang disalurkan YKKMP mencakup beras 200 kg, garam, penyedap rasa atau vetsin, gula, kopi, dan sabun, yang diterima langsung oleh Pdt. Reki Asipalek, Gembala Jemaat Yeriko Halihalo.
Dalam pertemuan bersama masyarakat, YKKMP juga menyampaikan beberapa langkah lanjutan, termasuk penyuratan kepada pemerintah provinsi, serta pemasangan baliho dengan pesan perlindungan masyarakat sipil, yang mengacu pada hukum humaniter internasional.
“Kedatangan kami juga untuk memastikan apakah Egianus Kogoya dan kelompoknya masih berada di wilayah Tangma atau sudah keluar,” ujar Hesegem, yang dikenal luas sebagai pembela HAM di kawasan Pegunungan Tengah Papua.
Setelah menyelesaikan agenda di Tangma, tim YKKMP kembali ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Dalam perjalanan, tim YKKMP sempat berdiskusi dengan TNI di pos Gunung Ongolo.
Direktur YKKMP Hesegem memperkenalkan diri dan menyampaikan informasi penting, termasuk rencana audiensi dengan pemerintah dan pemberitahuan resmi kepada Kapolda, Pangdam, dan Gubernur.
“Saya lahir dan besar di Tangma. Keterlibatan saya adalah murni demi melindungi masyarakat sipil,” katanya.
Hesegem menekankan bahwa YKKMP siap menjadi mitra komunikasi antara warga dan pihak keamanan. (*)