Wamena, WAGADEI – Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua atau YKKMP mendesak Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, membentuk tim investigasi atas penembakan dua tukang bangunan di Wamena, Jayawijaya, Rabu (4/6/2025).
Direktur YKKMP Theo Hesegem tak menginginkan kasus penembakan dua tukang itu, didasarkan pada dugaan-dugaan, tanpa bukti yang jelas.
Hesegem mengutip obrolan dengan juru bicara TPNPB Sebby Sambom melalui pesan WhatsApp.
Theo bahkan mempertanyakan bukti dugaan bahwa dua korban adalah anggota intelijen.
“Bagaimana ada bukti? Tolong diserahkan, misalnya senjata atau kartu identitas TNI atau Polri,” kata Hesegem kepada Sebby, dikutip Wagadei di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (5/6/2025).
“Bukti itu bicara di pengadilan nanti,” jawab Sebby, dikutip Theo Hesem kepada Wagadei.
Maka dari itu, Direktur YKKMP Theo Hesegem menegaskan perlunya pembuktian yang kuat.
“Kalau tidak ada bukti yang dapat diperlihatkan, maka dugaan itu lemah dan masyarakat perlu mengetahui fakta sebenarnya,” kata Hesegem.
Hesegem meminta TPNPB Kodap III Ndugama-Darakma tidak membunuh warga sipil.
“Jika ingin berperang, silakan berhadapan langsung dengan aparat TNI/Polri,” katanya.
Theo juga mengimbau kepada masyarakat tetap tenang dan menyarankan warga non-Papua yang di luar kota segera dievakuasi ke Wamena.
“Keamanan warga harus menjadi prioritas, dan saya berharap tidak ada lagi korban dari masyarakat sipil,” katanya.
Theo juga meminta DPR Papua Pegunungan dan MRP Papua Pegunungan, segera membentuk tim panitia khusus untuk menyelidiki insiden ini.
“Kami perlu tindakan nyata dari pemerintah untuk mencari solusi dan mengungkap fakta di lapangan,” katanya.
Penasehat Klasis Balim Yalimo, Pendeta Judas Meage mengatakan, dua korban yang ditembak TPNPB di Wamena pada Rabu (4/6/2025) adalah masyarakat sipil biasa, bukan intelijen seperti dituduhkan TPNPB.
“Mereka hanya tukang yang bekerja untuk membantu pembangunan gereja,” kata Judas. (*)