TPNPB keluarkan peringatan keras untuk warga sipil di Nabire

TPNPB
TPNPB di Intan Jaya, Papua Tengah menguasai mobil tempur TNI. - Dok. TPNPB

Nabire, WAGADEI – TPNPB atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, mengeluarkan peringatan keras kepada warga sipil, yang bekerja sama untuk membantu militer Indonesia atau TNI/Polri di Nabire, Papua Tengah.

Peringatan ini dikeluarkan juru bicara TPNPB Sebby Sambom melalui siaran pers yang diterima Wagadei di Nabire, Papua Tengah, Sabtu (17/5/2025).

Sebby Sambom mengatakan, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB telah menerima laporan dari intelijen atau PIS TPNPB. Laporan itu menyebutkan, Ketua KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Nabire, Marsel Asyerem, diduga bekerja sama dengan TNI.

Bacaan Lainnya

“(Ketua KPA) Bekerja sama untuk melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap anak-anak muda di Nabire untuk bela negara dan bergantung dalam kompi cadangan pasukan militer pemerintah Indonesia,” kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom.

Sebby melanjutkan, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB secara resmi mengeluarkan warning atau peringatan kepada semua peserta dan Ketua KPA Nabire, untuk tidak menggunakan tenaga sipil sebagai pasukan cadangan militer pemerintah Indonesia.

TPNPB bahkan sudah mengeluarkan peringatan untuk memantau pergerakan sipil, yang diduga bekerja sama dengan TNI/Polri di wilayah adat Meepago.

Informasi ini belum dikonfirmasi kepada pihak KPA Nabire. Akan tetapi, Sebby Sambom mengatakan, Marsel Asyerem merekrut warga sipil, khususnya anak muda, untuk dilatih oleh TNI di Nabire.

Sebby Sambom menuding Ketua KPA Nabire terlibat dalam berbagai kegiatan kepemudaan, dan program pemberdayaan masyarakat di Papua Tengah.

Dia juga menyebutkan, TNI terlibat dalam beberapa program pelatihan di Nabire, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) Saka Wira Kartika tingkat Korem pada Februari 2024.

“TNI melalui program pelatihan dasar kemiliteran bagi warga sipil muda, seperti Komponen Cadangan (Komcad), memberikan materi yang dirancang untuk membentuk karakter, disiplin, dan kesiapan bela negara,” kata Sambom.

Program ini, kata dia, bertujuan untuk menyiapkan warga negara yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan, baik militer maupun non-militer.

Sebby menyebutkan bahwa materi pelatihan yang diberikan adalah pembinaan mental dan ideologi, pendidikan tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

“(Juga) Pengenalan alutsista TNI dan sistem pertahanan semesta. Pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan sejarah perjuangan bangsa,” ujarnya.

Selain itu, dilakukan pelatihan dasar kemiliteran seperti latihan baris-berbaris dan kedisiplinan, latihan fisik untuk meningkatkan ketahanan tubuh, pengembangan karakter dan kepemimpinan, pembekalan tentang kepemimpinan dan tanggung jawab.

Sebby juga menyinggung kegiatan lainnya seperti pendidikan tentang nilai-nilai bela negara, penyuluhan tentang bahaya narkoba dan pentingnya menjaga kesehatan mental. (*)

Pos terkait