Nabire, WAGADEI – Wakil Gubernur atau Wagub Papua Tengah Deinas Geley, menegaskan bahwa ancaman penyakit HIV/AIDS di Papua Tengah sangat seriu, dan berpotensi menghapus masa depan generasi muda Papua.
Hal itu disampaikan Wagub Deinas Geley, ketika menanggapi kasus HIV yang melonjak di Papua Tengah. Tercatat sekitar 22 ribu kasus HIV di Papua Tengah.
“Kalau kita tidak ambil langkah, kita manusia, khususnya orang-orang Papua ini, bisa habis semua. Khususnya generasi muda,” ujar Geley, dalam rekaman suara yang diterima Wagadei di Nabire, Papua Tengah, Selasa (13/5/2025).
Wagub Deinas Geley menekan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan di delapan kabupaten di Provinsi Papua Tengah, harus mendata secara menyeluruh dan akurat, berkoordinasi dengan Direktur Rumah Sakit dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, Dr. Agus, M.Kes., CH. Med., CHt.
“Setelah data didapatkan, baru disosialisasikan secara masif. Kita harus umumkan di gereja-gereja. Ini tanggung jawab moral,” kata Geley.
Wagub Deinas Geley juga menekankan pentingnya pemeriksaan darah di sekolah-sekolah sebagai langkah awal penyelamatan generasi muda.
Menurut Geley, siswa SMA, mulai dari kelas 1, serta SMP kelas 3, wajib diperiksa.
“Kepala dinas dan puskesmas harus siapkan program. Semua sekolah harus dicek. Kalau sudah terinfeksi, harus segera diberi obat. Kalau belum, jaga diri baik-baik,” ujar Geley.
Geley juga menyoroti bahaya hubungan seks bebas sebagai penyebab utama penyebaran HIV, yang sering kali tidak disadari oleh korban.
“Ini pembunuhan terstruktur dan masif. Perempuan dan laki-laki yang sudah tahu terinfeksi, tapi tetap berhubungan bebas, ini sangat berbahaya,” kata Geley.
Geley mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Papua Tengah bersama Gubernur telah merancang pembangunan rumah sakit besar dengan fasilitas khusus, bagi anak-anak yang terinfeksi HIV.
“Kita harus siapkan ruangan khusus. Mereka tidak boleh tinggal dengan orang tua, tapi dikumpulkan di tempat khusus agar pengobatan lebih terkontrol oleh dokter,” katanya.
Menurut Geley, penyebaran HIV yang tidak ditangani secara serius bisa menjadi bencana bagi Papua Tengah. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta jiwa, angka 22 ribu penderita sudah sangat mengkhawatirkan.
Wakil Gubernur juga meminta Dinas Kesehatan Papua Tengah menjadikan penanganan HIV sebagai prioritas utama.
“Lebih penting dari malaria, batuk, sakit gigi. HIV ini menyangkut masa depan manusia Papua,” katanya.
Ia mendorong setiap kepala dinas dan direktur rumah sakit segera duduk bersama, untuk menyusun langkah penanganan terpadu.
Sosialisasi di sekolah, katanya, juga perlu dilakukan secara langsung oleh tenaga medis, dengan durasi minimal 30 menit hingga satu jam.
“Anak-anak SMA harus dikumpulkan, disampaikan bahwa yang belum kena jaga diri, yang sudah kena harus ikut pengobatan massal. Kalau tidak, kita akan kehilangan generasi Papua Tengah,” kata Geley.
Geley berharap agar seluruh pihak bergerak bersama, untuk menyelamatkan masa depan Papua Tengah dari ancaman penyakit mematikan ini. (*)