Waghete, WAGADEI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deiyai, Papua Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan komitmen tetap mempertahankan stabilitas pasokan dan hargan pangan di kabupaten Deiyai, Papua Tengah.
Untuk wujudkan itu, Dinas Ketahanan Pangan telah melakukan penyediaan atau penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah dalam rangka stabilitas pasokan dan harga pangan tahun 2024.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Deiyai, Yulianus Madai, S.Th, M.Pd sebuah inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Deiyai bersama dengan stakeholder untuk mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat.
Yulianus Madai mengatakan, masyarakat Deiyai kekuarangan keuangan meskipun beredarnya uang lebih banyak mengkonsumsi pangan produksi dari luar, hidup hanya ketergantungan kepada sesama, setiap hari lebih banyak uang keluar untuk belanja pangan dari luar daerah. Rata-rata tiada kemandirian hidup pangan keluarga di atas tanahnya sendiri, miskin di atas tanahnya sendiri, mati di atas tanahnya sendiri, tidak mengurusi pangan keuarga dengan baik dan tidak teratur atau tersistem di atas tanahnya sendiri.
“Masalah pangan itu berbicara soal makan dan minum. Masyarakat Deiyai belum rasa memiiki terhadap pengembangan pangan keluarga (Ooda Owaada), rata-rata keluarga (masyarakat) Deiyai tidak menetap di kampung dan lebih memilih menetap di kota Waghete akhirnya tidak terurus baik pangan keluarga. Keluarga berantakan dan anak jadi korban, kurang memiliki pengetahun budi daya pangan keluarga dan lebih banyak berharap kepada sesama,” kata Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Deiyai ketika ketika penyaluran pangan pokok dalam rangka stabilitas pasok dan harga pangan di Deiyai, Rabu, (11/9/2024).
Untuk itu, Madai menegaskan, tidak terfasilitasi untuk stabilitasi pangan harga sehingga yang bisa terjadi adalah melonjak harga pangan dan berdampak pada kecemburuan social di tengah masyarakat.
Strategi mengatasi masalah pangan keluarga tersebut di atas, lanjuta Madai merupakan sebuah komitmen Pemkab Deiyai. Sebagai OPD teknis, pihaknya melihat sejumlah persoalan pangan di tengah masyarakat maka telah ajukan Renstra, Renja dan RKA SKP kepada pimpinan daerah dan telah mengakomodirnya menjadi DPA SKPD dengan jenis kegiatan penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya sesuai kebutuhan daerah dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan Kabupaten Deiyai tahun 2024.
“Untuk mengatasi persoalan pangan ini, mantan Kepala Dinas Pangan membentuk panitia dan kasih SK untuk melaksanakan kegiatan melalui kepanitiaan. Panitia telah kerja selama dua minggu. Panitia telah menyiapkan dokumen pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya tim melakukan pendataan dengan mengumpulkan KTP bagi masyarakat, di belakang KTP masyarakat tertulis kebutuhan mereka. Sehingga panitia dan pihak ketiga bekerja sama untuk menyediakan pangan sesuai kebutuhan pangan keluarga kabupaten Deiyai,” ungkap Madai.
Yulianus Madai mengatakan, penyaluran peningkatan perminatan masyarakat terhadap aneka pangan, baik pangan segar, olahan maupun siap saji. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran gizi seimbang sejak usia dini, pengembangan kegiatan pemberdayaan ekonomi rumah tangga, dan promosi serta gerakan pasar murah penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
Kebutuhan yang dipakai, lanjut dia, tenda payung besar 12 buah diperuntukan bagi mama-mama asli Papua yang berjualan di pinggir jalan Waghete, ini penerimanya 12 orang.
“Kami juga menyiapkan dan mendisribusikan bibit ikan lele jumbo sebanyak 41 jeriken berisi 35 liter. Satu jeriken diisi 105 ekor ikan lele jumbo. Jadi keseluruhan berjumlah 4100 ekor ikan lele jumbo dibagi kepada 41 orang penerima sesuai usulan dan keutuhan keluarga. Yang berikut adalah kami menyiapkan alat-alat kerja berupa parang dan sikop bagi penerima manfaat berjumlah 54 orang. Parang panjang yang bagus cap Jepang 54 buah. Sikop yang bagus berwarna merah besi, hulu besi 54 buah, jadi jumlah alat kerja semua 108 buah. Dan juga kami berikan bama berupa garam dan supermi kepada 45 orang. Supermi 45 karton dan garam 45 pak,” ujarnya.
Menurut Yulianus Madai, penerima manfaat berasal dari masyarakat dan juga kalangan pegawai ASN di lingkungan Pemkab Deiyai. “Jumlah penerima manfaat secara keseluruhan berjumlah 154 orang,” ucapnya.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Deiyai ini mengatakan, pembagian pangan pokok sesuai kebutuhan masyarakat dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan kabupaten Deiyai tahun 2024 tidak semua keluarga petani mendapatkan bantuan beralasan belum mengambil data menyuluruh ke lima distrik, belum pastikan usaha tani perkeluarga.
“Bagi bapak dan ibu yang belum dapat bantuan pada saat ini, maka kami bisa perhatikan lagi di kesempatan lain tapi sesuai kebutuhan dan kepastian usaha pangan anda demi terjadi keadilan dan pemerataan dalam pembagian pangan bagi masyarakat Deiyai,” katanya.
Ia berharap semoga dengan bantuan pangan pemerintah ini bermanfaat bagi petani keluarga dan giat mengembangkan usahanya.
Pihaknya memiliki motto “Hidup untuk kerja, kerja untuk hidup (hidup untuk makan dan makan untuk hidup)”.
Pj Bupati Deiyai Elimek Edowai, S.Sos yang diwakili Assisten III Setda Deiyai Martinus Pakage, S.Pd mengatakan bantuan yang diberikan harus difungsikan dengan baik agar ketersediaan pangan terjaga. Penguatan dan peningkatan partisipasi Pemkab Deiyai dalam pengembangan dan pelaksanaan program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal.
“Kami tetap memfasilitasi sarana dan prasarana, pembangunan infrastruktur pengembangan pangan masyarakat, pentingnya kebijakan penganggaran sesuai realita persoalan urgen yang ada entah dari anggaran Otsus, DAK dan lainnya dalam upaya terciptanya kesejahteraan bagi rakyat di bidang ekonomi,” kata Pakage.
Pihaknya juga memberikan pengetahuan sebagai bekal pengembangan pangan dan motivasi para Keluarga Tani agar tetap bekerja mengelolah tanah, mempertahankan pangan lokal demi kelangsungan hidup keluarga sehari-hari. 4. Meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri.
“Menyediakan pangan yang beranekargam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi konsumsi masyarakat,” ucapnya.
Pihaknya konsisten mewujudkan tingkat kecukupan pangan terutama pangan pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. “Meningkatkan nilai tambah dan daya saing komuditas pangan di pasar,” ucapnya.
“Apa yang kami berikan payung booth dan bantuan lain ini dapat manfaatkan dengan baik. Payung booth ini ibu-ibu pedagang biasa tadah hujan dan panas, kami harap bisa lindungi ib-ibu dalam berdagang,” ucapnya. (*/Adv)