Waghete, WAGADEI – Kajian tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab atas kebutuhan dan kebahagiaan kehidupannya adalah kepala keluarga dan diri sendiri.
Untuk itulah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deiyai, Papua Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan bertekad melaksanakan kemandirian pangan keluarga demi hidup dari segi kesehatan, pendidikan, pendapatan, pembangunan dan pelayanan social atau sandang, pangan dan papan.
Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Deiyai, Yulianus Madai, S.Th, M.Pd ketika memaparkan materinya dalam kegiatan penyediaan atau penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah dalam rangka stabilitas pasokan dan harga pangan tahun 2024 di Waghete, Rabu, (11/9/2024).
“Kami harap semua masyarakat asli Papua di Deiyai harus bersaing yang positif di bidang ekonomi dengan pendatang (kaum migran), tetap tersedia cadangan pangan tingkat keluarga, per kampung dan sampai kabupaten dalam rangka mewujudkan stabilisasi pasokan dan harga pangan kabupaten Deiyai,” ungkap Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Deiyai, Yulianus Madai, S.Th, M.Pd dalam materinya kepada masyarakat Deiyai sebagai penerima manfaat.
Perbandingan ekonomi keluarga OAP Deiyai dan pendatang, lanjuta dia, sekaligus menjadi pembelajaran bagi masyarakat Deiyai seperti berapa jenis pangan yang ada di pekarangan rumah kita, berapa pendapatan uang perbulan masyarakat Deiyai dengan hasil pangan kita, bagimana tubuh kita sehat dengan konsumsi pangan segar kita, bagimana sudah biayai anak sekolah dengan pangan keluarga kita dan bagimana sudah bangung rumah dengan hasil pangan keluarga kita.
Menurut Madai, sejumlah faktor penunjang untuk mendukung meningkatkan perekonomian keluarga dimulai dari mengolah tanah. “Tanah kita harus dijaga baik dan dikelola baik,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, mentalitas keluarga pangan yakni menerapkan nilai-nilai efektif dalam usaha pangan keluarga yang bermuara kepada iman, kerendahan hati, sabar, disiplin, gokus, kejujuran, keadilan, kebenaran, ketelitian, kerja keras, menghargai sesama, cinta dan kasih.
“Pengetahuan peningkatan ekonomi atau usaha pangan keluarga yakni pengelolaan keuangan. Sumber pendapatan keuangan untuk pengembangan ekonomi atau pangan keluarga, manajemen keuangan, dan laporan keuangan,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan ini berujar soal ketersediaan sarana dan prasarana serta tata kelola organisasi pangan keluarga. “Pembagian tugas pokok dan kerja dalam organisasi keluarga atau kelompok tani,” ucapnya.
“Proses pengembangan ekonomi atau pangan keluarga. Tahapan persiapan seperti tanah, pembibitan, perawatan, tahap panen dan pemasaran , distribusi dan sekaligus bisa menjadi distributor. Evaluasi dan penilaian ekonomi atau usaha pangan keluarga lalu hasil akhir pangan,” kata Madai.
Penyampaian materi tersebut, lanjut dia, guna menyediakan data atau informasi yang cepat dan akurat tentang harga dan pasokan pangan sebagai bahan deteksi dini guna mengantisipasi terjadinya gangguan distribusi pangan di pusat dan daerah.
“Menyediakan hasil analisis tentang harga dan pasokan pangan secara periodik sebagai bahan perumusan kebijakan di pusat dan daerah,” katanya. (*/Adv)