Nabire, WAGADEI – Ideologi Papua Merdeka dari generasi ke generasi di tanah Papua tidak akan pernah berubah. Dulu perjuangan Papua merdeka dilakukan di tengah hutan dengan cara perang gerilya, namun kini berubah total.
Perjuangan Papua merdeka dilakukan dari generasi ke generasi dengan cara masing-masing.
Untuk itulah, para siswa SMA dan SMK tahun ajaran 2023/2024 yang dinyatakan lulus ujian sekolah dan ujian nasional di Kabupaten Dogiyai dan Nabire, Papua pada Senin, (7/5/2024) melakukan pawai dengan mencoret pakaian seragam sekolah dengan motif bendera Bintang Kejora.
Dinyatakan lulus 100 persen dan luapan kegembiraan
Puluhan pelajar SMA Negeri 2 Dogiyai dan puluhan pelajar SMA-SMK dari Nabire merayakan kelulusan dengan melakukan pawai sambil seragam sekolahnya dipiloks motif bendera Bintang Kejora keliling Mowanemani, ibukota kabupaten Dogiyai dan hal serupa juga dilakukan oleh puluhan siswa SMA dan SMK di kota Nabire, Papua Tengah, Senin, (6/5/22024).
Kepada wagadei.id salah satu siswa SMA di Nabire yang identitasnya tak disebutkan yang ikut terlibat dalam pawai kelulusan menyatakan, sebelum mendengar pengumuman hasil ujian nasional, pihaknya telah melakukan pawai seragam dengan tertulis bermotif Bintang Kejora pada pukul 15.00 WP.
“Kawan-kawan dari seluruh SMA dan SMK di seluruh kota Nabire pertama kami baku tunggu di depan SMK Anigou Bumi Wonorejo, lalu pada pukul 16.00 kami mulai pawai di jalan raya,” ujarnya.
Awalnya, kata dia, pihaknya mulai dari SMK Anigou tiba di depan tikungan jalan raya Bumi Wonorejo, beberapa menit kemudian tiba-tiba Polisi datang dan paksa membubarkan dengan kekerasan.
“Dan pihak kepolisian (mereka) membuang empat kali tembakan dan dari situ kami bubar masing-masing. Pertama kami sudah melakukan negosiasi sama Polisi tapi Polisi justru membubarkan kami di Nabire dengan paksa,” ujarnya.
Ia menjelaskan pada pukul 16:20 WP, kurang lebih sembilan orang siswa dikejar oleh dua orang Polisi berpakaian preman dengan kendaraan roda dua. Pengejaran tersebut dari masjid Wonorejo ke arah Wonorejo bawah. “Dua Polisi tersebut menembak (senjata) empat kali ke arah pelajar yang lari dan masyarakat nonton empat kali,” ucapnya.
“Sekitar jam 4 lewat 30 menit tidak lama kemudian dua mobil datang, yang satu patroli memuat anggota Polisi dan yang lain mobil Avanza. Dalam mobil Avanza terlihat anak-anak sekolah yang dapat tangkap dan memasukkan ke dalam mobil dalam jumlah cukup banyak,” katanya.
Polisi yang masuk ke arah Wonorejo bawah ternyata menangkap empat orang laki-laki dan satu orang perempuan di sekitar Wonorejo.
“Lalu pukul sampai pingsang dari sebelah kosannya di belakang WiFi Bumi Wonorejo,” ujarnya.
Empat orang pelajar yang ditangkap dari polisi diantaranya Yohanes Bobii, Tobias Waine, Kristina Yatipai dan Yosafat Dogomo, dan salah seorang perempuan seorang siswi Mince Heluka juga dapat memukul di bagian kepala atas sampai darah keluar.
“Dan mereka yang ditangkap sudah dibawa ke Polres Nabire sampai, jadi saat ini belum dikeluarkan,” ucapnya.
Kejadian serupa di Dogiyai diwarnai dengan Bintang Kejora
Salah seorang siswa, namanya tak disebutkan yang baru saja lulus di SMK Negeri 2 Dogiyai mengatakan, pihaknya pawai mulai dari pukul 11.00 siang setelah mendengar pengumuman hasil kelulusan ujian nasional pada pukul 09.00 pagi.
“Kami pawai mulai star dari SMK Negeri 2 Dogiyai pukul 11.35, sambil kami memikul kami punya kepala sekolah Fredi Yobe dari halaman sekolah naik putar di Tokapo dan Toyade Mauwadide, dan dari Mauwa langsung kami menuju ke kota Mowanemani dan putar keliling kota. Setelah itu kami ke arah selatan Kimupugi dan jalan menuju ke atas sekolah,” katanya.
Pihaknya melakukan pawai mengenakan seragam putih abu-abu celana dan baju dipilox bermotif Bintang Kejora.
“Kami siapkan dari kemarin tanggal 4 Mei 2024, itu kami para siswa-siswi semua sepakat untuk semua pelajar untuk pilox bermotif BK,” ujarnya tegas.
Alasan pihaknya pilox di baju putih abu-abu tandanya bahwa sebagai generasi bangsa Papua yang punya harga diri pihaknya sudah tahu bahwa bendera Bintang Kejora adalah lambang negara West Papua.
“Kami rayakan kelulusan ini mencoret baju motif Bintang Kejora merupakan jati diri sebagai anak bangsa. Kami tidak takut publik mau tanggapi seperti apa, sebagai anak Papua kami mencoret baju seragam kami dengan motif bendera Bintang Kejora sebagai bentuk kemenangan dan kebersamaan lulusan SMA,” ungkapnya.
Ia mengatakan para siswa juga mengapresiasi pihak sekolah yang telah mengajari dan membina mereka selama menempuh pendidikan di bangku SMA.
Perayaan kelulusan hasil Ujian Nasional ini, para siswa-siswi SMA N 2 Dogiyai, keliling jalan raya dengan nyanyikan lagu dan tarian tradisional budaya Mee di Dogiyai.
“Selama kita pawai tidak ada kejadian keributan yang terjadi dengan pihak ketiga, tetapi pawai ini sudah berjalan lancar, aman dan kondusif,” ujarnya.
Sementara lima guru dari SMA Negeri 2 Dogiyai diminta keterangan oleh Polres Dogiyai sejak pagi hingga sore, Selasa, (7/5/2024).
Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi resmi dari pihak Polres Nabire terkait sejumlah siswa yang diamankan maupun lima dewan guru yang dimintai keterangan. (*)