Jayapura – (WAGADEI) – Perayaan hari pekabaran Injil ke 95 tahun masuk di kampung Ayapo, distrik Sentani Timur, kabupaten Jayapura, Papua atau secara rinci tepat pada 1 Agustus 1928 – 1 Agustus 2023 itu dimeriahkan dengan nuansa etnik budaya Papua asli Sentani.
Masyarakat setempat menggunakan busana tradisional adat Sentani dan tarian Isosolo.
Penampilan menarik itu terlihat saat pengantaran pengijil atau pelayan firman oleh kelompok tarian adat yang terdiri atas pemuda-pemudi di kampung Ayapo menggunakan dua buah perahu dari dermaga Kalkote menuju ke kampung Ayapo pada selasa, (1/8/ 2023).
Iringan tarian adat Isosolo dan suling tambur mengiringi pembukaan ibadah pagi peringatan 95 tahun yang lalu kuasa injil mampu mengalahkan kegelapan hingga menetap dan menjadi sejarah peradaban orang Hedam Ayapo.
Pdt. Johan Wally dalam khotbahnya pada ibadah Hut pekabaran Injil ke 95 menekankan kepada kontekstual Injil yang diambil dari Injil 1 Petrus 1:16-21 merefleksi apa yang telah dialami orang Sentani dalam budaya dan adat istiadat sehingga menerima Injil sebagai kekuatan besar untuk merubah pola pikir dan kemajuan zaman dari tiga tokoh penting dalam pekabaran Injil di kampung Ayapo.
“Kekristenan itu adalah sesuatu yang muda, sehingga pada saat muncul dalam kampung Ayapo maka terang Injil mengubah sikap dan peradaban kita sebagai bangsa berbudaya. Hal itulah orang Ayapo harus menerima perubahan hingga saat ini,” kata Pdt. Johan Wally.
Ondofolo Hedam Ayapo, Enos Deda melalui juru bicaranya, Abu Afa Lewi Puhili mengakui bahwa Injil merupakan sesuatu yang penting dalam merubah cara pandang orang Papua khususnya di kampung Ayapo. Meski kata dia, cerita Injil itu tidak disaksikan secara langsung melainkan melalui cerita-cerita orang tua pendahulu.
Namun lanjut dia, Injil adalah kekuatan Allah yang telah menerobos waktu dan memberikan berkat besar bagi generasi kampung Ayapo yang bisa sukses di segala bidang.
“Kami mengajak kepada seluruh generasi muda dan orang Ayapo di mana saja untuk mendukung pihak gereja, pemerintah dan adat sebagai tiga tungku dalam proses-proses penyelesaian tugu pekabaran Injil yang telah dicanangkan,” ucapnya.
Ketua Klasis Sentani Pdt. Albert Suebu, mengapresiasi perayaan 95 tahun pekabaran Injil itu. Adat dan pemerintah memberikan tempat special bagi kehadiran Injil yang kekal bagi perubahan di negeri ini.
Menurut dia, kedewasaan warga GKI telah ditunjukan dengan menerima Injil sebagai satu kekuatan iman untuk membangun peradaban manusia di kampung Ayapo.
“Sebelum Injil ada, orang Sentani di Ayapo menyanyikan syair nenek moyang atau lagu penyembahan kepada leluhur, tetapi setelah Injil itu ada orang Ayapo sejak hari itu hingga saat ini menyanyikan lagu-lagu kemuliaan bagi Allah. Artinya Injil sangat berperan dalam semua sendi kehidupan masyarakat di sentani khususnya di Ayapo,” ucapnya.
Perayaan tersebut dimeriahkan oleh puji-pujian dari paduan suara jemaat GKI Ebenhaezer Yoka, paduan suara Eden Padang Bulan, PS PKB Yoka, solo dan paduan suara Par Elim Ayapo dan gabungan para amba Tuhan se Klasis Sentani. (*)