Pengakuan saksi korban tragedi Mapia – Dogiyai; Kami dipancing dengan uang 10 ribu, langsung keluarkan tembakan!

Korban hidup Vincen Dogomo saat mendapatkan perawatan medis - Ist

Nabire, (WAGADEI) Penembakan di Totoko Taiga, kampung Tugomani, distrik Siriwo, kabupaten Nabire, Papua Tengah pada Sabtu, (21/1/2023) yang menewaskan Yulianus Tebai, seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP) Kabupaten Dogiyai dan  empat pemuda lainnya mengalami luka-luka yang serius ternyata seorang sopir truck memancing empat pemuda dengan membuang keluar uang Rp 10 ribu satu lembar. Sesaat korban mengambil uang itu langsung keluarkan tembakan senjata dari dalam truck tersebut.  

Berikut data yang dihimpun wagadei.id oleh saksi mata dan korban luka-luka yang diduga ditembak aparat keamanan di tempat yang berbeda.

Yance Dogomo,  saksi mata korban hidup yang dapat tembak pertama di Gopouya menjelaskan, penembakan tersebut bermula dari lima pemuda yang sedang melakukan perjalanan dari kampung Gopouya, Distrik Mapia ke arah kali Degeuwo. Sebelum tiba di kali Degeuwo ada satu kios, sehingga mereka berhenti dan memarkirkan motornya di pinggir jalan hendak membeli kuku bima susu.

Baca: https://wagadei.id/2023/01/22/pj-bupati-dogiyai-yulianus-tebai-adalah-anggota-sat-pol-pp-bukan-pemabuk-dan-pemalang-jalan/

Sesaat itu dari arah Mapia datangla tiga mobil truk. Saat tiba, sopir truk pertama membuang uang Rp.10.000 tanpa diminta dan diambil oleh salah satu pemuda yang berdiri di pinggir jalan.

‘’Kami dari Gopouya mau ke arah kali Degeuwo. Sampai dekat kali, kami berhenti mau beli kuku bima susu. Setelah kami parkir motor, kami lihat ada tiga truk dari arah Mapia. Sampai di depan kami, sopir  di truk pertama buang uang sepuluh ribu rupaih (Rp.10.000) ke arah kami padahal kami berdiri di pinggir jalan, kami tidak palang dan tidak mabuk juga,” kata Yance Dogomo, Rabu, (25/1/2023).

Setelah uang itu dibuang oleh sopir melalui pintu mobil truk, ia bergegas mengumpulkan namun saat ambil uang selembar itu langsung dikagetkan dengan satu tembakan senjata ke arah langit. “Dan peluru lewat di atas kepala saya. Lalu saya ditodong dengan senjata,” ucapnya.

Setelah ada penembakan peringatan, Dogomo menceritakan yang mengakibatkan peluru lewat di kepalanya dan ditodong senjata, ia bersama empat pemuda yang berhenti beli kuku bima susu itu mengejar tiga truck untuk menanyakan penjelasan dan memberikan peringatan supaya anggota militer tidak boleh lagi menakut-nakuti masyarakat dan mengeluarkan tembakan tanpa alasan yang jelas.

Baca: https://wagadei.id/2023/01/22/benarkah-sopir-truck-lintas-nabire-paniai-memiliki-senjata-api/

“Kami tidak terima ada penembakan peringatan yang pelurunya lewat di atas kepala saya, dan tidak terima juga saya ditodong senjata, maka saya bersama empat teman yang sama-sama kami kejar 3 truck itu dengan menggunakan motor (dua motor), katanya.

Pihaknya mengaku, mengejar tiga truck itu sampai di kampung Ugida namun karena truck lari dengan kecepatan tinggi sehingga tak mampu menahan, maka ia bersama teman-temannya memutuskan untuk kembali.

Lebih lanjut ia menceritakan, saat pihaknya kembali, tepat di kampung Tugomani didapati beberapa anggota satuan Brimob.  Ada juga truck yang menyerempet ke pinggir jalan sehingga penumpang dan sopir truck sedang pindah ke mobil Hilux, lalu mereka arahkan senjatanya keempat pemuda.

‘’Saat kami tiba di lokasi truk dan hilux, anggota Brimob yang ada di situ membuang tembakan ke arah kami. Kami tidak tahu entah apa masalahnya, kami langsung ditembaki oleh para anggota Brimob. Banyak sekali peluru yang ditembakkan. Kami berlima lari ke kiri dan kanan jalan, bersama masuk ke hutan. Ada satu orang teman kami yang kena tembakan namanya Vinsen Dogomo, dia kena luka tembak dengan peluru tajam di tulang paha dekat lutut. Tulangnya hancur,” katanya menjelaskan.

Setelah Brimob, sopir dan penumpang pindah ke Hilux dan pergi, lanjut dia, empat pemuda yang tidak kena luka membawa temannya menuju Puskesmas Bomomani untuk mendapatkan perawatan medis.

“Dalam perjalanan ke Puskesmas Bomomani, kakmi mendapati banyak orang dari rumah-rumah keluar ke jalan karena dengar rentetan bunyi tembakan hingga tiba di Totoko Taiga, Kampung Tugomani, Distrik Siriwo, Kabupaten Nabire kami mendapati korban meninggal dunia atas nama Yulianus Tebai sudah tergeletak ke tanah. Jadi kami lihat korbannya sudah terbaring ke tanah di samping motornya, tapi kami tidak tahu ia sudah meninggal karena kami langsung menuju Puskesmas antar teman yang tertembak,” ungkapnya.

Baca: https://wagadei.id/2023/01/23/simapitowa-jayapura-kronologi-penembakan-kapolres-dogiyai-tidak-benar/

Setelah tiba di Puskesmas Bomomani, ia bersama temannya melaporkan penembakan yang dialaminya ke Polsek Mapia di Bomomani. Saat ditanya, apakah korban meninggal dunia termasuk dalam kelompok lima pemuda? Dogomo mengaku, korban meninggal dunia tidak masuk dalam kelompoknya.

“Dia tidak sama-sama dengan kami. Kami juga tahu dari Puskesmas kalau ada korban penembakan di tempat lain yang meninggal dunia,” ceritanya.

Dikutip Tribun-Papua.com, Sabtu (21/1/2023, Kombes Benny Ady Prabowo mengatakan penembakan itu dilakukan karena aparat polisi melakukan pembelaan diri.

Kasus penembakan ini berawal dari terjadinya pemalakan terhadap sebuah truk di sekitar Kampung Gopouya, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, pada pukul 13.00 WIT.

Truk tersebut kemudian diadang dan dipalak oleh sekelompok pemuda yang sedang dalam pengaruh minuman keras.

Lalu sekelompok pemuda itu melempari truk yang datang dari arah Kabupaten Paniai menuju Kabupaten Nabire menggunakan batu.

Menurut Benny penembakan itu dilakukan anggota pada saat melakukan pengawalan salah satu truk pengangkut material.

“Jadi bukan oknum ya. Itu berbeda. Anggota melakukan penembakan karena saat itu kondisinya chaos, yang mengakibatkan harus melakukan pembelaan diri,” ujarnya.

Benny menegaskan saat kejadian terdapat 2 truk yang diadang kelompok pemuda yang dipengaruhi minuman keras.

Pasca-penembakan truk yang dikawal, anggota berhasil menghindar dari amukan warga, sedangkan satu truk lagi menjadi amukan warga hingga sopirnya dianiaya.

“Anggota kita ada di dalam truk sedang dalam tugas pengawalan salah satu perusahaan. Namun saya belum mendapat informasi jelas tentang perusahaan apa yang dikawal,” tuturnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan