Dogiyai, (WAGADEI) – Saksi mata dan warga menyebutkan bahwa yang menembak terhadap Yulianus dan tiga korban yang masih hidup diantaranya Amandus Dogomo, Thomas Dogomo dan Vincen Dogomoa adalah anggota Polisi yang ikut menumpang di dalam truck, namun Kapolres Dogiyai Kompol Samuel Tatiratu menyatakan bahwa penembakan dilakukan oleh seseorang sopir truk.
“Penembakan bermula adanya sejumlah truk dari kabupaten Paniai menuju kabupaten Nabire yang dipalang dan dilempari oleh sejumlah pemuda mabuk. Seseorang dari sopir truk tiba-tiba melepaskan tembakan. Kemudian hal itu direspon dengan dilakukannya tembakan dari dalam truck. “Kini supir truk itu sudah mendapat perawatan medis,” ucap Kapolres Dogiyai Kompol Samuel Tatiratu dalam keterangannya.
Hal ini membuat banyak warga Papua Tengah menjadi bertanya-tanya, wah seorang sopir truk yang biasa mengangkut bahan makanan ke pedalaman bisa memiliki senjata apai? Siapa yang memberikan? Apakah sopir tersebut anggota Polisi aktif yang menyamar menjadi sopir?
Mando Mote, salah satu tokoh pemuda Papua Tengah menegaskan, jika seorang Kapolres menyatakan bahwa penembakan dilakukan oleh seseorang sopir dari dalam trukc, diberikan oleh siapa dan apa perannya dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai sopir lintas yang mengangkut bahan makanan.
Baca: https://wagadei.id/2023/01/21/dua-pemuda-dogiyai-ditembak-aparat-satu-tewas-berikut-kronologinya/
“Ini kalau benar-benar sopir lintas kabupaten memilik senjata api lalu benar-benar penembakan itu dilakukan oleh sopir maka patut dipertanyakan, ini dia jalankan misinya siapa dan apa tujuan dia memiliki senjata itu,” ujar Mando Mote kepada wagadei.id, Minggu, (22/1/2023).
Namun jika anggota Polisi yang dijadikan sebagai kondektur truk lalu melakukan penembakan, maka patut ditanyakan, apakah ada aturan bahwa anggota Polisi harus menjadi kondektur truck?
“Semua segi Indonesia kuasai, orang asli Papua harus hati-hati,” kata purna Praja IPDN Angkatan XX ini. (*)