TPNPB sebut TNI tembak 5 warga sipil di Dogiyai 

TPNPB menyebutkan bahwa TNI menembak 5 warga sipil di Dogiyai. Tampak peluru yang ditemukan TPNPB. - Dok. TPNPB
TPNPB menyebutkan bahwa TNI menembak 5 warga sipil di Dogiyai. Tampak peluru yang ditemukan TPNPB. - Dok. TPNPB

Nabire, WAGADEITentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyebutkan bahwa TNI telah menembak 5 warga sipil di Dogiyai, Provinsi Papua Tengah.

Hal tersebut dikatakan juru bicara TPNPB Sebby Sambom melalui siaran pers yang diterima Wagadei di Nabire, Papua Tengah, Minggu (25/5/2025).

Sebby mengatakan, Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB telah menerima laporan PIS TPNPB dari Nabire Minggu (25/5/2025). Laporan tersebut menyebutkan, delapan unit mobil angkatan militer Indonesia dari Nabire telah menuju ke arah Dogiyai sejak kemarin, dengan melewati Kali Menou Nabire dan Kali Bumi ke arah Mapia dengan peralatan perang.

Bacaan Lainnya

“Sementara PIS TPNPB juga melaporkan, sejak seminggu yang lalu 200 aparat militer sudah dikerahkan ke Dogiyai, untuk memperkuat pertahanan militer Indonesia dalam serangan TPNPB,” kata Sambom.

Sebby Sambom melanjutkan, PIS TPNPB juga melaporkan, pada Jumat (23/5/2025), sekitar pukul 10.15 terjadi operasi militer Indonesia di Kampung Kimupugi, yang berujung pada penembakan terhadap lima warga sipil.

Lima warga sipil yang ditembak itu adalah Marthen Tebai (12) kena peluru timah di betis, Pios Waine (15) kena peluru timah di dada, Nopentus Tebai (13) kena peluru di telinga, Deserius Tebai (12) kena peluru di betis, dan Feri Tibakoto kena peluru di perut.

“Semua warga sipil yang ditembak adalah anak-anak yang masih berusia di bawah umur 16 belas tahun, dan para korban sedang dirawat di rumah mereka masing-masing secara tradisional,” katanya.

Setelah penembakan terhadap lima warga sipil, PIS TPNPB melaporkan dari Deiyai.

Laporan itu menyebutkan, militer Indonesia telah dikerahkan dari Paniai dan Deiyai, menuju ke Dogiyai pada Sabtu (24/5/2025). Pengarahan dilakukan dalam rangka penanganan wilayah setelah jatuhnya korban jiwa dari warga sipil pasca penyisiran di Kampung Kimupugi.

“Aksi penyisiran yang dilakukan oleh militer pemerintah Indonesia tersebut, setelah pasukan TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai melakukan penembakan terhadap seorang anggota Polres Paniai, Bripda Musa Fidel Castro Korano, yang mengalami luka setelah ditembak oleh TPNPB menggunakan panah tradisional,” kata Sambom.

Terkait dengan hal tersebut, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mengimbau kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI, agar selama melakukan operasi militer Indonesia di Dogiyai, Puncak, Intan Jaya dan seluruh wilayah Papua agar mengedepankan hukum humaniter, dan hentikan aksi penembakan terhadap warga sipil yang tak bersalah.

“Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB secara resmi mengeluarkan pernyataan sikap kepada semua imigran Indonesia, untuk segera keluar dari tanah Papua, demi menjauhi jatuhnya korban jiwa dari serangan TPNPB, yang akan terjadi di 36 Kodap,” katanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan