Badai Cartenz Cup ajang cari talenta muda Papua Tengah

Opening Badai Cartenz Cup V Tahun 2025 di Nabire, Provinsi Papua Tengah, Sabtu (24/5/2025). - Wagadei/Elias Douw.
Opening Badai Cartenz Cup V Tahun 2025 di Nabire, Provinsi Papua Tengah, Sabtu (24/5/2025). - Wagadei/Elias Douw.

Nabire, WAGADEI – Badai Cartenz Cup V di Nabire, yang dimulai pada Sabtu (24/5/2025), digelar untuk mencari talenta-talenta sepak bola muda di Provinsi Papua Tengah.

Demikian dikatakan CEO Badai Cartenz yang merangkap ketua panitia Badai Cartenz Cup V tahun 2025, Henes Sondegau, ketika berbicara kepada Wagadei di Nabire, Papua Tengah, Minggu (25/5/2025).

Hal tersebut dikatakan Sondegau, untuk menepis tudingan dari warganet, yang menganggap Badai Cartenz Cup V sebagai kegiatan negatif dan positif.

Bacaan Lainnya

“Saya sendiri sangat berduka cita di beberapa tempat di Intan Jaya, Puncak, dan Dogiyai,” kata Sondegau.

Pernyataan Sondegau dikeluarkan, untuk menepis tudingan warganet, bahwa Badai Cartenz Cup digelar di tengah konflik bersenjata, dan warga sipil yang meninggal serta pengungsian, di beberapa daerah di Papua Tengah.

“Di daerahnya mereka ada terjadi sesuatu dalam turnamen sepak bola dan lainnya biasanya pake kain hitam itu pake di lengan,” katanya.

“Terus, setengah tiang bendera sebagai rasa menghormati, menghargai, tapi barang dia (Badai Cartenz Cup) tidak bisa berhenti, turnamen tetap berjalan,” lanjutnya.

Sondegau mengatakan, turnamen Badai Cartenz Cup merupakan kegiatan yang sudah terjadwal sejak 2021, sedangkan aksi kemanusiaan ini tanpa terjadwal.

“Jadi, turnamen ini bukan Henes yang punya, tapi turnamen ini sekitar 30-an panitia ini yang punya. Turnamen ini suku Moni yang ada di Nabire, dorang yang punya turnamen dan kerabat lainnya suku Mee,” katanya.

Sondegau mengatakan, panitia Badai Cartenz Cup juga diambil dari berbagai suku, dari pesisir sampai ke daerah pegunungan.

Sebelumnya, warganet menyampaikan kritikan atas perhelatan Badai Cartenz Cup V.

Seorang warganet pada WhatsApp Dogiyai News dengan akun My beast MJ menyatakan, mestinya menggunakan akal sehat karena Badai Cartenz Cup bersamaan dengan adanya korban kemanusiaan di beberapa kabupaten seperti Puncak Jaya, Intan Jaya dan Dogiyai.

“Kita ini kehilangan akal sehat. Mestinya kita melakukan diskusi lepas atau mencari upaya-upaya dalam rangka meminimalisir terhadap konflik di beberapa daerah yang sedang dalam darurat militer,” tulisnya.

Warganet lainnya dengan akun Frans U Magai pada WhatsApp grup Dogiyai News mengatakan, pada saat Badai Cartenz Cup rakyat dibunuh, ditembak, mengungsi dan kelaparan.

“Dari DPRD, DPRP, DPR RI, DPD RI, bupati, gubernur, menteri-menteri, semua tidur melihat rakyatnya ini,” tulis Magai.

Sedangkan nama akun Facebook Kang Uwigou dalam tulisannya di dinding Facebook menyatakan, mama dan anak-anak mengungsi di lereng Gunung Cartenz, mereka dengar bunyi tembakan senjata aparat NKRI.

“Mereka takut dan teteskan air mata agar anak-anaknya selamat dari operasi militer. Tapi di Nabire, sebagian anak-anak muda yang dibesarkan oleh alam pegunungan Cartenz, ramai sorak lakukan turnamen sepak bola Badai Cartenz. Jangan jadi manusia rekayasa demi kepentingan. Dimana harga diri?” katanya.

Hal yang sama, akun Facebook Bang Dodipai dalam tulisannya menyatakan, korban berjatuhan di Intan Jaya, Puncak, dan Dogiyai. Namun, di Nabire, ibu kota Provinsi Papua Tengah santai-santai dan menggelar pertandingan sepak bola Badai Cartenz Cup dan pertandingan bola voli turnamen Bupati cup.

“Dimanakah Hati Nuranimu..? #SAVEINTANJAYA #SAVEPUNCAK #SAVEDOGIYAI,” tulis Bang Dodipai di dinding Facebook. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan