KPA siapkan langkah mengurangi kasus HIV di Papua Tengah

Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freni Anouw memberi keterangan kepada wartawan di Nabire, Jumat (9/5/2025). - Wagadei/Musa Dumukoto.
Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freni Anouw memberi keterangan kepada wartawan di Nabire, Jumat (9/5/2025). - Wagadei/Musa Dumukoto.

Nabire, WAGADEI – Komisi Penanggulangan AIDS atau KPA Provinsi Papua Tengah, menyiapkan langkah atau terobosan, untuk mengurangi kasus HIV/AIDS di provinsi tersebut.

KPA mencatat jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi di Kabupaten Nabire, sebanyak 10.494 kasus.

“Jumlah itu baru yang sudah terdaftar dan terbiasa menjalani pemeriksaan. Masih banyak yang belum memeriksakan diri,” kata Ketua KPA Papua Tengah, Freni Anouw kepada Wagadei di Nabire, Jumat (9/5/2025).

Bacaan Lainnya

Setelah Kabupaten Nabire, posisi kedua untuk kasus HIV/AIDS di Papua Tengah adalah Mimika dangan 7.923 kasus, disusul Paniai dengan 2.474 kasus.

Anouw mengatakan, KPA Papua Tengah menyiapkan sejumlah langkah terobosan, yang telah diajukan ke dalam perencanaan daerah. Program-program tersebut melibatkan dinas terkait seperti Dinas Kesehatan dan Unit P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) yang menangani penyakit menular seperti malaria, TBC, dan HIV.

Salah satu strategi utama adalah peningkatan edukasi di lingkungan sekolah. KPA berencana membuat buletin atau pamflet edukatif, yang disebarkan secara rutin ke sekolah-sekolah.

“Selama ini hanya ada sosialisasi singkat. Ke depan, setiap sekolah harus memiliki materi bacaan khusus agar siswa bisa belajar terus-menerus,” kata Anouw.

Selain itu, KPA juga mengusulkan agar persyaratan masuk jenjang SMA disertai surat keterangan pemeriksaan HIV dari KPA, sebagai bentuk deteksi dini.

KPA juga menargetkan tempat-tempat hiburan yang menjadi titik rawan penyebaran virus HIV. Freni menilai, anak muda usia produktif seringkali menjadi korban pergaulan bebas tanpa edukasi yang cukup.

“Kami akan jalankan sosialisasi langsung ke tempat hiburan. Ini langkah penting untuk menjangkau mereka yang berisiko,” ujarnya.

KPA juga bekerja sama dengan gereja-gereja, untuk mengedepankan pendekatan iman sebagai bagian dari pembinaan moral.

“Pembinaan iman penting agar ada rasa takut dan tanggung jawab dalam diri generasi muda,” katanya.

Anouw mengatakan, KPA menyiapkan pembangunan rumah persinggahan dan pendampingan pengobatan. Termasuk eksplorasi pendekatan tradisional yang tetap diawasi secara medis, untuk warga yang terinfeksi HIV.

“Kami ingin Papua Tengah bisa menjadi daerah pertama yang menemukan pengobatan HIV. Dunia perlu tahu bahwa Papua juga bisa,” katanya.

Ketua KPA Papua Tengah ini mengajak anak-anak muda, untuk menjaga kesehatan, menjauhi pergaulan bebas, dan tetap hidup dalam nilai-nilai iman, serta mendengar nasihat orang tua dan guru.

“Papua ini untuk kita. Generasi muda harus sadar bahwa masa depan ada di tangan mereka. Hidup sehat, dekat dengan Tuhan, dan terus dengar nasihat orang tua,” katanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan