Pemkab Paniai gelar natal gabungan, Pj Bupati berharap kerukunan masyarakat tetap terjalin baik

Paniai, WAGADEI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paniai, Papua Tengah menggelar perayaan Natal gabungan antara pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), TNi, Polri dan masyarakat kabupaten Paniai.

Perayaan Natal dan lepas sambut tahun baru itu berlangsung di lapangan Karel Gobai, Rabu, (22/1/2025). Acara NATAL dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Paniai, Dr. Martha Pigome, Sekda Paniai Denci Meri Nawipa, forum komunikasi pimpinan daerah, para kepala perangkat daerah, FKUB, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Ketua Panitia Lepas Sambut Natal Tahun Baru. Yuliana R. Patandianan dalam laporannya mengatakan merayakan natal secara bersama-sama antara pemerintah daerah, TNI, Polri dan masyarakat kabupaten Paniai merupakan menjaga sebuah hubungan yang harmonis di dalam nama Tuhan Yesus.

“Karena kami merayakan natal kini demi meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjaga toleransi dan harmonisasi diantara umat beragama,” kata Yuliana R. Patandianan.

Menurut Patandianan, sumber pembiayaan berasal dari APBD kabupaten Paniai tahun anggaran 2025. Untuk itu ia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pj Bupati Paniai Dr Martha Pigome, Sekda Paniai Denci Meri Nawipa atas perhatian penuh kepada pihaknya sebagai panitia.

“Kami kerja hanya kurang lebih satu minggu sampai pada pelaksanaan kegiatan berlangsung hari ini,” ucapnya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Pendeta Esra Alfred Soru yang datang dari jauh-jauh di Kupang ke kabupaten Paniai.

“Bapak Pendeta Esra Soru membawa berkat bagi kita semua melalui penyampaian firman Tuhan kepada kita semua di kabupaten Paniai,” katanya.

Penjabat (Pj) Bupati Paniai. Dr. Martha Pigome mengatakan, pesan damai dan harapan agar semangat Natal dapat menyatukan seluruh elemen masyarakat Paniai dalam kebersamaan dan membangun kabupaten Paniai menuju kemajuan yang lebih baik.

“Agenda natal ini setiap tahun di mana saja pasti merayakan hari kelahiran sang juru selamat Yesus Kristus, Tuhan kita,” kata Pigome.

Tema Natal tahun 2024 yang ditetapkan oleh PGI dan KWI “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”, kata Pigome , mengandung nilai-nilai dan makna yang mendalam dan sangat krusial untuk umat manusia harus menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

“Ini menyangkut nilai penghargaan akan iman kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus menyangkut nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari dan menyangkut nilai kedamaian bersama,” katanya.

Oleh karena itu, sebagai kepala daerah ia berharap semua pihak dapat mengikuti ibadah natal tersebut dengan seksama dari awal hingga akhir sehingga dapat diberkati terutama di dalam pelayanan firman Tuhan yang disampaikan oleh Pendeta Esra Alfred Soru.

“Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Pendeta Ezra Alfred Soru yang boleh bersedia hadir di kabupaten Paniai,” ujarnya.

“Semoga perayaan Natal ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan kerja sama antar seluruh komponen masyarakat yang ada,” kata dia.

Pendeta Esra Alfred Soru dalam kotbahnya bilang ada sejumlah orang yang masih heran mengapa umat manusia masih merayakan natal padahal sudah bulan Januari. Ia menyatakan kemungkinan di tempat lain hanya merayakan natal hanya sebatas tanggal 25 Desember.

“Tapi kita di bagian timur, kita merayakan natal mulai dari tanggal 1 Desember berakhir di tanggal 31 Januari. Artinya sukacita natal begitu luar biasa sampai kita merasa satu hari saja tidak cukup untuk merayakan sukacita natal itu,” kata Esra.

Tapi menurut dia, yang sebenarnya bukan tanggal yang Tuhan Yesus lahir namun yang lebih penting adalah fakta bahwa Ia sudah lahir sehingga hal itu tidak bisa dibantah oleh siapapun.

Bahkan sejarahwan non Kristen misalnya sejarahwan Romawi mereka memberikan kesaksian bahwa memang di dalam sejarah pernah ada orang yang bernama Yesus Kristus yang dilahirkan di tanah Israel pada abad yang pertama yang pada akhirnya mati dan dipercaya oleh para pengikutnya sebagai dibangkitkan.

“Ini bukan hanya legenda tapi sebuah sejarah bahwa pernah hidup dari abad pertama seorang manusia yang bernama Yesus Kristus yang lahir di Betlehem,” ucapnya.

Itu sebabnya tema yang yang diambil dari Injil Lukas ayat 2 itu bukanlah sebuah ajakan kepada Pemda Paniai siapkan dana banyak karena masyarakat akan pergi ke Betlehem.

“Tapi ajakan itu juga mempunyai jauh lebih dalam daripada sekadar sebuah kunjungan fisik. Kalau begitu saudara-saudara, hari ini saya mau mengajak kita untuk untuk belajar dari peristiwa natal,” katanya.

Betlehem berada di tanah Israel. Tetapi dengan konflik besar di Timur Tengah antara Israel dengan Palestina, maka sekarang kota Betlehem tidak ada di wilayah Israel. Tapi ada di wilayah otoritas Palestina. Dan karena konflik internal di sana, orang Israel orang Yahudi membangun tembok-tembok yang sangat tinggi untuk mengelilingi wilayah Palestina dan karena itu tidak mudah kita masuk ke Betlehem.

“Ajakan marilah kita pergi ke Betlehem ini adalah satu kalimat yang mengandung makna kiasan bahwa sebenarnya sesuatu yang penting pernah terjadi di kota mungil Betlehem itu,” kata Esra.

Menurut dia, hal penting adalah marilah sekarang kita pergi ke Betlehem karena di Betlehem terjadi sebuah peristiwa penting, di Betlehem lahirlah Yesus Kristus.

“Dan dengan kelahiran itu kita bisa melihat dua hal di sana; di Betlehem kita bisa menyaksikan kesetiaan Allah, itu bukan sebuah peristiwa dadakan, kehadiran Mesias itu telah dijanjikan sebelum jauh,” kata dia. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan