Serui, WAGADEI – Video penyiksaan yang sangat sadis diduga dilakukan oleh anggota TNI di Papua yang beredar sangat viral di sosial media tidak banyak pihak angkat bicara. Kali ini Bernardo Boma, ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Il, Komite Nasional pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Dogiyai mengatakan, Kekerasan negara terhadap orang asli Papua (OAP) melalui aparat penegak hukum hingga kini tumbuh subur di tanah Papua.
Bernardo Boma menegaskan, tindakan penyiksaan dilakukan oleh aparat TNI sudah unsur genosida menyiksa masyarakat tanpa mengedepankan asas praduga tak bersalah, seharusnya jika yang bersangkutan melakukan tindakan kriminal atau terlibat dalam organisasi TPN-PB OPM.
Baca: https://wagadei.id/2024/03/23/pmkri-cab-jayapura-angkat-bicara-terkait-penganiayaan-terhadap-oap/
“TNI sesuai aturan menyerahkan yang diduga pelakunya kriminal ke Kepolisian untuk diproses hukum ke pengadilan. Nanti dari pengadilan yang menentukan orang bersalah berdasarkan fakta sidang, bukan tugas TNI menyatakan orang bersalah atau tidak apalagi menyiksa masyarakat sipil dengan jumlah TNI cukup disertai peralatan militer lengkap, berhadapan dengan sipil hanya seorang. Ini tindakan tidak manusiawi,” kata Bernardo Boma kepada media ini, Sabtu, 23/3/2024).
Secara tegas ia juga membantah pernyataan XVII/Cenderawasih dibeberapa media online bahwa video penyiksaan oknum aparat TNI adalah hasil editan.
“Kami tegaskan video penyiksaan itu video original, bukan editan. Kalau editan harus dibuktikan,” ujarnya.
KNPI sebagai organisasi kemasyarakatan, pihaknya mendesak Komnas HAM RI dan Panglima TNI segera melakukan investigasi menyeluruh dan memproses hukum pelakunya ke Pengadilan hingga mendapat vonis yang masimal termasuk dipecat dari kesatuan.
“Dan negara segera akhiri segala kekerasan di tanah Papua dengan melakukan dialog penyelesaian konflik antara Jakarta – Papua,” katanya. (*)