Nabire, WAGADEI – Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Nabire, Papua Tengah merayakan ibadah syukuran atas penambahan usia yang ke-10 tahun. Kegiatan tersebut berlangsung di gedung Tomas Degei pada Sabtu, (16/8/2023).
Kesempatan itu pigaknya mengusung tema berpikir untuk kehidupan bersih, sehat dan teratur (Filipi 4: 8).
Ketua STAK Nabire, Dr Yance Nawipa mengatakan dalam proses belajar memgajar pihaknya melakukan semua dengan sepenuh hati dengan harapan untuk menuju keberhasilan yang mulia dan berbuah.
“Mula-mula kita naikan pujian dan hormat kepada Tuhan yang maha kuasa atas rahmat yang telah mengaruniakan kepada kita sehingga hari Sabtu 16 September 2023 adalah hari yang berbahagia bagi seluruh mahsiswa dan mahasiswi STAK serta dosen,” ucapnya.
Program pendidikan, ia mengimbau, kampus yang ia pimpin strata tiga (S 3) tahun depan mulai aktif, diharap bagi siapapun yang berniat besar untuk berpendidikan tinggi S 3 disilahkan mendaftarkan diri.
Ketua Yayasan Yahya Tebai dalam sambutannya mengatakan yang memberi kokoh dan gembira atas berdirinya sekolah tinggi agama kristen STAK Nabire. Karena berjalannya sekolah tinggi itu awalnya menghadapi berbagai tantangan untuk menggugatkan pendidikan kristen.
“Tetapi beberapa dosen yang bisa bertahan sampai sahat ini sehingga perkembanggan sekolah STAK semakin berkembang,” ucapnya.
Untuk itu, kata dia, mahasiswa-mahasiswi STAK harus berbentuk karakter ber-rohani agar kita menjadi hamba-hamba Tuhan yang aktif setia dalam dunia pelayanan.
Menurutnya, kedepan yayasan mulai bangun dari tingkat bawa yaitu TK Paud agar perjalanan sekolah bisa berjalan dengan baik, lancar dan tertib untuk membangun sumberdaya manusia.
Ribka Haluk, Pj Gubernur Papua Tengah yang diwakili oleh Asisten I Setda Pemprov Papua Tengah Ausilius You memberikan apresiasi dan meyakinkan buat mahasiswa serta dosen bahwa semua harus kesemangat.
You mengatakan, perlu belajar penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualifikasi pekerjaan kita, agar kehidupan kelanjutan moyang selalu mengadapi dengan teknologi digital di dunia era gelobalisasi.
Pembangunan provinsi Papua Tengah, ia berharap semua pihak turut membangun secara rukun dan gotong royong bersama mahasiswa, dosen, pejabat tokoh pemuda, tokoh masyarakat, serta pimpinan daerah provinsi Papua Tengah.
“Mahasisiwa adalah agen perubahan maka mahasiswa memiliki kemampuan konseptual paradigma kreatif, inofatif untuk mewujudkan provinsi Papua Tengah transformasi dan inovasi,” ucapnya. (*)