Wagadei terpilih dalam 50 media terbaik di Indonesia liput isu krisis air, Yuli: Air mata saya jatuh

Nabire, (WAGADEI) – Melalui seleksi cukup ketat, media online Wagadei atau wagadei.id terpilih menjadi salah satu peserta dalam 50 media terbaik di Indonesia untuk mengikuti kegiatan Workshop Jurnalisme “Archipelago of Drought” yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat di dua kota, Jakarta dan Makassar.

Hal itu diketahui setelah Yulianus Magai, salah satu wartawan muda Wagadei, yang sebelumnya memasukkan proposal berkas untuk ikut seleksi mewakili media Wagadei, dinyatakan berhasil lolos.

Kegiatan Workshop Jurnalisme “Archipelago of Drought atau Meliput Krisis Air di Indonesia” ini diselenggarakan Society of Indonesian Science Journalists (SISJ) berkolaborasi dengan CNN Indonesia Academy, dengan mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

Program ini bertujuan meningkat kapasitas jurnalis Indonesia dalam memberitakan krisis air sebagai dampak perubahan iklim. Dan program ini akan berlangsung sepanjang tahun 2023 dengan berbagai kegiatan diantaranya, lokakarya, pengembangan basis data ilmuwan Indonesia, beasiswa jurnalistik, hibah liputan, kontes foto, dan webinar pemaparan hasil liputan.

Media nasional ternama yang ikut diantaranya, Kompas.com, Mongabay Indonesia, CNNIndonesia.com dan TV, Media Indonesia, Suara.com, Merdeka.com, Ekuatorial.com dan lainnya.

Yulianus mengaku dirinya sangat kaget dan tidak percaya ketika namanya dinyatakan lolos dalam 50 peserta terbaik.

“Awal saya pikir, tetap saya tidak akan lolos. Itu banyak faktor yang buat saya bisa berpikir begitu, utama itu karena saya wartawan pemula baru umur 18 tahun. Masih butuh proses panjang untuk menjadi wartawan yang profesional seperti senior-senior saya. Kemudian apalagi media di Indonesia ini banyak sekali, itu tambah bikin saya yakin, pasti tidak akan lolos,” ungkapnya.

Dihantui pikiran-pikiran itu sempat ia bimbang antara ikut dan tidak. Namun, diakui, berkat dorongan dari pimpinan redaksinya, Abeth You, setelah diberi surat kesediaan mewakili media Wagadei, ia memutuskan ikut seleksi.

“Apalagi saya harus buat TOR (kerangka acuan liputan) sendiri lagi. Itu lebih-lebih bikin saya tidak yakin sekali lolos. Tapi saya putuskan untuk ikut saja setelah bos (guru) saya kasih surat kesediaan mewakili media Wagadei,” tuturnya.

“Dan setelah ada balasan hasil seleksi dari pihak penyelenggara (hari) Minggu siang (21/5/2023), saya lihat, puji Tuhan, saya lolos masuk dalam 50 peserta terbaik dari 153 calon peserta wartawan dari berbagai media di Indonesia yang mendaftar,” ujarnya.

Yuli mengaku ketika melihat ada namanya, air matanya langsung menetes. Katanya, ia menangis karena bangga dapat mengangkat nama media Wagadei yang selama ini telah mengajarkan dan mengantarkan dia dari titik nol hingga titik dimana sekarang sudah mulai mengerti banyak hal tentang dunia Jurnalisme.

“Jujur air mata saya jatuh bukan karena apa, tapi itu saya menangis atas bukti kesetiaan saya kepada Wagadei. Media yang telah mengajarkan saya banyak hal tentang jurnalisme dari titik paling nol sampai sekarang, dan sudah membesarkan nama saya. Saya sungguh bahagia, merasa roh Wagadei itu bersama saya dan rekan-rekan wartawan saya di Wagadei,” bebernya.

Selain Abeth A. You sebagai Pimred Wagadei dan wartawan Jubi, ketika lihat namanya, ungkapnya, terbayang langsung wajah beberapa senior wartawan Papua yang selalu jadi roh motivator baginya, diantaranya, Hengki Yeimo Koordinator Sastra Papua dan wartawan Jubi, Markus You Pimred suarapapua.com, Timoteus Marten wartawan Jubi dan Arnold Belau mantan Pimred suarapapua.com.

“Karena lihat kakak-kakak ini mereka punya muka saja, itu suda ada motivasi besar untuk ingin menulis terus. Apalagi menulis tentang kebenaran. Untuk itu, saya mengajak kepada kita anak anak Papua yang baru belajar menulis untuk jadi wartawan, mari kita harus menulis dengan jiwa dan hati nurani seperti mereka yang sudah lebih dulu ke sana. Dan mari jadikan mereka sebagai tolak ukur kita dalam setiap kita liput berita. Supaya kelak kita bisa terus lanjutkan,” ajaknya.

Abeth You, Pimred sekaligus pendiri Wagadei, mengatakan Wagadei masih media kecil dan baru didirikan tahun 2018 tetapi telah dan akan terus berkaloborasi dalam berbagai kegiatan jurnalistik dan apapun itu isunya dengan media-media besar yang ada, agar kemudian kelak menjadi media besar di Papua dan Indonesia.

“Ini salah satu dari berbagai kegiatan yang sudah kami dari Wagadei ikut ambil bagian. Tujuannya hanya satu biar Wagadei bisa dikenal lebih luas seperti beberapa media ternama yang ada di Papua. Untuk itu, dalam kegiatan apapun yang tujuannya untuk kemajuan media kami, saya selalu memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh wartawan saya. Apalagi semua wartawan saya ini pemula. Mereka, saya selalu dorong supaya membuka diri lebih luas kepada siapa saja,” tuturnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan