Buku “Membuka Ruang Membangun Dialog” untuk selesaikan konflik di Papua dilaunching

Jayapura, (WAGADEI) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) Perwakilan Papua melaunching sebuah buku baru berjudul “Membuka Ruang Membangun Dialog”, Selasa (23/5/2023), di Hotel Ultima Horison, Entrop, Kota Jayapura, Papua.

Buku diterbitkan ini merupakan laporan pertanggungjawaban sesuai mandat diberikan negara kepada Komnas HAM Perwakilan Papua untuk mencari solusi konsep penyelesaian polemik konflik di Papua, yang dilakukan Komnas HAM Perwakilan Papua bersama beberapa lembaga yang tergabung dalam Tim Pemantau dan Negosiasi dari 2021-2022.

Bacaan Lainnya

Frits Ramandey, ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, mengatakan buku yang dilaunching adalah sesuai mandat diberikan negara kepada pihaknya untuk mencari konsep penyelesaian konflik di tanah Papua dengan cara membangun komunikasi dan mendengarkan langsung dari berbagai pihak. Upaya yang dilakukan pihaknya, diantaranya, telah turun langsung di lapangan mendatangi empat (4) markas besar TPNPB.

“Setelah mendapatkan mandat dari negara untuk cari konsep solusi bagaimana menyelesaikan konflik di Papua, kami telah dari tahun 2021-2022 lakukan berbagai upaya. Diantaranya, kami turun langsung ke markas TPNPB dan ada 4 markas TPNPB yang kami datangi,” kata Fritz menjelaskan isi buku yang dilaunching dalam acara itu.

Tujuannya, dikatakan, hendak mendengar langsung apa yang diinginkan oleh para pihak bertikai. Sehingga untuk menyatukan pandangan, Fritz mengaku, tidak hanya TPNPB, pihaknya juga mendengar dan berkomunikasi dengan pihak pemerintah TNI dan Polri serta masyarakat sipil.

“Tentang semua pandangan telah kami muat dalam buku ini. Jadi dalam buku ini tergambar jelas mozaik perbedaan pandangan yang perlu untuk disatukan melalui proses negosiasi dan sikap saling menghargai untuk berunding. Oleh karena itu, kami tim mengajak kepada semua pihak untuk terus belajar berefleksi dengan melihat semua pandangan yang telah kami muat dalam buku ‘Membuka Ruang Membangun Dialog’ ini, yang merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban kami sesuai mandat dan sesuai tupoksi kerja lembaga kami,” pintanya.

Prof. Dr. Avelinus Lefaat, Pakar Sosiologi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura yang menjadi pembicara kunci, menyatakan memberi apresiasi yang tinggi kepada tim yang telah menerbitkan buku sebab itu adalah awal yang baik untuk mencari solusi menyelesaikan konflik di Papua.

“Ini awal yang baik. Saya sangat aspresiasi kepada Komnas HAM Perwakilan Papua bersama Tim Pemantau dan Negosiasi. Sebab kalian membangun komunikasi tidak hanya dengan TPNPB OPM tetapi juga dengan pemerintah yaitu TNI-Polri dan masyarakat sipil yang merupakan korban. Ini jelas sudah sangat mendukumentasikan apa yang para organisasi gerakan yang ada di tanah Papua inginkan,” katanya.

Menurutnya, apapun masalah di Papua, penyelesaian solusinya adalah jalan dialog. Untuk itu, dia berharap tim di waktu mendatang dapat menerbitkan buku lagi dalam bentuk yang berbeda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan