Kowaki Ajak Orang Muda Asli Papua Peduli Krisis Iklim

Jayapura, (WAGADEI) – Hari bumi yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 22 April, adalah kesempatan bagi semua pihak untuk memikirkan tentang planet tempat kita tinggal dan cara kita dapat menjaganya.

Namun hari ini, orang asli Papua (OAP) juga menghadapi krisis iklim yang semakin memburuk. Orang muda memiliki peran penting dalam mengatasi krisis iklim ini dan harus terus mengambil tindakan untuk menjaga bumi.

Bernard Koten, selaku Ketua Komite Eksekutif Kowaki Tanah Papua kepada wagadei.id melalui keterangan persnya mengatakan orang muda Papua saat ini perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang krisis iklim.

“Orang muda dapat belajar tentang krisis iklim melalui sumber-sumber seperti buku, artikel, dan film dokumenter. Selain itu, mereka dapat mengikuti kelompok aktivis lingkungan dan organisasi yang mempromosikan kesadaran akan masalah ini” ucap Bernard Koten, Sabtu, (22/4/2023).

Koten yang juga mantan Ketua Nasional Papuan Voices mengatakan, orang muda asli Papua dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengambil tindakan kecil di kehidupan sehari-hari. Diantaranya ikut mempromoskan energi terbarukan, menjadi konsumen yang sadar akan kelestarian lingkungan.

“Selain itu, orang muda dapat menghemat energi di rumah dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik ketika tidak digunakan dan memilih produk yang ramah lingkungan, kurangi penggunaan kertas berlebihan dan penggunaan kantong plastik,” katanya.

Elisabeth Apyaka dari deputi ekosistim ssensial, hutan hujan, krisis iklim dan hak masyarakat adat Papua mengatakan bahwa Kowaki melakukan peringatan Hari Bumi dengan tema “Lindungi Bumi dari Krisis Iklim”.

“Kegiatan kampanye yang melibatkan orang muda Papua diantaranya melakukan kampanye media dengan twibbonze dan photo Ops. Photo Ops dilakukan dengan melibatkan Sahabat Kowaki yang ada di Sorong Papua Barat daya, Manokwari Papua Barat, Nabire Papua Tengah, Merauke Papua Selatan, Wamena Papua Pegunungan dan Kota Jayapura Papua,” ujar Elisabet Apyaka yang juga seorang sutrada film dokumenter.

Ditambahkannya, kedepan Kowaki akan melakukab kegiatan peningkatkan kapasitas orang muda dan melakukan advokasi kebijakan terkait keadilan ekologis, keadilan iklim, kelestarian ekosistim essensial, energi kotor dan hutan hujan Papua serta pemenuhan hak-hak masyarakat adat Papua. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *