Jayapura, (WAGADEI) – Hengky Yeimo wartawan Jubi, dan juga sebagai koordinator Komunitas Sastra Papua atau disingkat menjadi Kosapa mengatakan, di tanah Papua harus ada pengarang profesional atau ahli sastra untuk menghidupkan nilai-nilai budaya dalam kesastraan.
Hal itu disampaikan Hengky Yeimo dalam seminar sehari yang digelar Forum Komunikasi Mahasiswa kabupaten Deiyai (FKM-KD) se-Jayapura melalui bidang penalaran dan pendidikan, pada Jumat, (24/2/2023) di Kota Jayapura.
Yeimo menjelaskan, mahasiswa yang sedang menyelesaikan perkuliahan pada tingkat strata satu agar bisa banyak belajar tentang literasi agar kelak bisa menjadi literator.
“Papua butuh literator. Selain tugas akhir mahasiswa dalam menyelamatkan strata satu adalah membuat skripsi, juga dalam perkuliahan tentu akan ada tugas makalah. Dengan melihat itu, mahasiswa Deiyai mengundang maka telah saya sampaikan materi,” ujar Hengki Yeimo kepada media ini usai sampaikan materi.
Koordinator Kosapa ini mengatakan mahasiswa tidak hanya menulis makalah tetapi mahasiswa juga harus menulis puisi dan cerpen.
“Mahasiswa tidak hanya belajar menulis makalah, tetapi mahasiswa juga harus belajar bagaimana menulis berita, opini, puisi, juga cerpen. Agar nantinya bisa jadi literator di tanah Papua, karena kita (anak Papua) kurang di bidang literasi baca dan tulis,” ujarnya.
Hal pertama lanjut dia, yang harus mahasiswa lakukan dalam membuat makalah adalah menentukan tema yang ingin ditulis.
“Kamu harus tahu lebih dulu, apa tema yang kamu inginkan dan menarik untuk dibahas. Penentuan tema sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam membuat suatu makalah dan proses pengerjaannya,” ujarnya.
Lanjut Yeimo, dalam penyusunan makalah yang perlu bahas yaitu pendahuluan, pengertian, permasalahan,saran, dan kesimpulan. (*)