Nabire, (WAGADEI) –Titus Pekei, pencetus Noken Papua dengan resmi menyerahkan sertifikat noken UNESCO PPB kepada sejumlah mama Papua di taman Gizi Oyehe, distrik Nabire, Nabire, Papua Tengah, pada Sabtu, (25/2/2023).
Titus Pekei mengatakan, Yagamoudo Agiya Papua atau perempuan Noken Papua diserahkan kepada mama-mama Papua secara resmi, karena noken ini milik mereka.
“Di Nabire, wilayah adat Saireri dan enam wilayah adat di Papua yang dihuni oleh 250-an lebih suku di Papua, mereka ada dalam noken dan orang Papua tujuh wilayah yang ada di dalam noken dan kita mengangkat identitas harga diri orang Papua tetapi dengan segala ambisi dan kepentingannya sedang mensobek bagi tanah ini,” kata Titus Pekei.
Noken kehidupan bagi tanah Papua ini, dia ada bersama manusia Papua, alam Papua di atas tanah ini. Noken, kata dia, diolah oleh mama Papua serta manusia Papua yang ditetapkan UNESCO pada tanggal 4 Desember 2012. Kini sudah 10 tahun, pada hari ini hari Sabtu pada 25 Februari 2023 ia kembalikan noken ini kepada mama Papua sendiri dari jalan raya di tengah jalan ini.
“Kami pemilik tanah ini, kami pemilik negeri ini, kembalikan, kembalikan, kembalikan indentitas saya hak identitas saya, tidak boleh robek noken tidak boleh sobek karena ini hak identitas saya,” ucapnya.
Ia mengatakan, karena noken sebagai warisan budaya dan identitas harga diri orang Papua yang diangkat oleh mama-mama Papua, tetapi itu juga karena apa yang harus tentang noken ini harus sendiri orang asli Papua (OAP).
“Kalau tidak kerja berarti tidak tahu seperti apa, bukan hari ini saja kami ketemu di jalan raya dengan Mama-mama Papua. Namun itu pasti di rumah yang mewah, hotel yang mewah,” katanya.
Sebagai OAP, kata dia, hak kesulungan noken Papua, noken ini sudah ditetapkan oleh UNESCO PBB. Untuk itu, UNESCO juga tidak boleh diam dan pemerintah Indonesia juga tidak boleh diam, dan juga kembalikan hak-haknya di tanah Papua.
Ia mengatakan, dengan diserahkannya sertifikat merupakan harga diri OAP dan semuanya sudah kembali kepada pemilik noken mama Papua sendiri.
Pekei mengharapkan, noken yang sudah dirobek silahkan mama-mama Papua jahit kembali.
Hana Herlina Kotouki, ketua umum Yagamoudo Agiya Papua atau perempuan Noken Papua di Nabire, saat terima sertifikat UNESCO ia mengucapkan terima kepada Tuhan atas memberikan hikmah dan tenaga dengan kesabaran dari Tuhan.
“Maka kami senang karena jati diri, kami sudah kembalikan kepada kami mama-mama Papua sendiri. Segala pengetahuan hikmat yang sudah di perjuangkan untuk mencetus noken ke UNESCO ke PBB oleh bapak Titus Pekei Tuhan memberkati,” ucapnya.
Sangat kagum sekali karena ini adalah satu momen yang sangat terindah bagi mama-mama Papua penjual noken di kabupaten Nabire atau seluruh kota kabupaten yang ada di Papua.
“Mulai hari ini, kami diangkat dan dinamakan mulai hari ini untuk kami mama-mama Papua,” ucapnya.
“Dari tahun ke tahun ini kami mengalami hujan, badai, terik matahari, panas, lapar, untuk menjual noken di samping jalan raya. Namun itu salah satu kesabaran yang Tuhan berikan kepada kami mama-mama Papua,” katanya.
Bagi dia, noken merupakan wibawa seorang perempuan asli Papua. “Itu hal sepele tetapi tidak, itu wibawa perempuan Papua yang banyak hal yang di angkat di UNESCO PBB noken adalah salah satu jatih diri sebagai orang Papua,” ujarnya.
Pihaknya meminta kepada pemerintah pusat, provinsi Papua Tengah, Pemda Nabire, dan beberapa kabupaten yang ada di Papua mohon memperhatikan kepada kami mama-mama Papua untuk penjualan noken.
“Karena noken adalah kita dan noken sebagai simbol salah satu jati diri yang diangkat identitas Papua kami mama-mama Papua,” katanya. (*)