Jayapura, (WAGADEI) – Persipura Jayapura akan melayangkan somasi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Somasi tersebut berkaitan dengan keputusan PSSI menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3.
Bahkan, manajemen Mutiara Hitam akan menggugat PSSI akibat kerugian materil yang dialami klub Persipura Jayapura sejak awal Liga 2 bergulir hingga dihentikan beberapa waktu lalu.
“Persipura Jayapura akan layangkan somasi ke PSSI,” kata Manajer Persipura Jayapura, Yan Permenas Mandenas akhir pekan kemarin.
Ia menegaskan, kebijakan PSSI sangat tidak objektif dan tidak merepresentasikan suara dari 20 klub di Liga 2. PSSI juga menghembuskan isu bahwa penghentian Liga 2 lantaran ada persoalan dari 20 klub.
Padahal, ada masalah internal PSSI yang tidak dipaparkan secara transparan ke publik khususnya pecinta sepak bola Tanah Air. “Akhirnya kami kena dampaknya,” ujar Mandenas.
Persipura Jayapura, sambung dia, akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan DPR untuk meluruskan keputusan PSSI yang sepihak menghentikan Liga 2 tanpa alasan mendasar.
Keputusan PSSI itu menjadi yang paling buruk terutama di akhir masa jabatan para pengurus federasi yang tinggal beberapa bulan lagi.
“Keputusan PSSI menghentikan Liga 2 dan Liga 3 mencederai kemajuan sepak bola Tanah Air,” pungkas Yan Permenas Mandenas.
Persipura Sebut Exco PSSI Bikin Rugi Klub
Manajer Persipura Jayapura, Yan Mandenas, mengecam keputusan Exco PSSI terkait penghentian Liga 2. Menurut Yan Mandenas, keputusan itu membuat rugi klub dan terkesan buru-buru.
Komite Eksekutif (Exco) PSSI memutuskan untuk menghentikan kelanjutan Liga 2 musim 2022/2023. Keputusan itu diambil dalam rapat yang digelar di di Kantor PSSI, Kamis (12/01/2023).
Exco PSSI mengambil keputusan itu karena ada permintaan dari 20 klub yang yang meminta Liga 2 tidak dilanjutkan. Namun, Yan Mandenas menyebut Exco PSSI tidak mendengar suara klub lain seperti Persipura Jayapura yang menginginkan kompetisi lanjut.
“Bukan hanya suara dari 20 klub yang setuju Liga 2 dihentikan, akan tetapi masih banyak klub yang lain yang menginginkan agar kompetisi ini harus dilanjutkan demi menjaga eksistensi sepak bola Tanah Air,” katanya dalam pernyataan resminya.
Harus Diberi Solusi
Yan Mandenas juga menyebut, Exco PSSI seharusnya tidak buru-buru dalam pengambilan keputusan penghentian Liga 2. Exco lebih baik memberikan solusi agar tidak merugikan klub lain seperti Persipura Jayapura.
“Ini harus diberikan solusi juga. Tidak langsung memutuskan dan merugikan klub lain,” tegas Yan Mandenas.
“Pemerintah harus turun tangan sehingga situasi dalam pelaksanaan kompetisi di Indonesia ini tidak terganggu oleh keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan banyak aspek,” tegas Yan Mandenas.
Alasan Exco
Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menyebut keputusan penghentian Liga 2 diambil setelah mempertimbangkan beberapa faktor oleh para Anggota Exco. Menurut Yunus Nusi, ada permintaan sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tidak bisa dilanjutkan dan karena waktu pelaksanaan yang sudah mepet.
“Tidak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator, serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023,” kata Yunus Nusi.
Selain itu, penghentian Liga 2 juga mempertimbangkan rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan. Keputusan ini juga mempertimbangkan Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan. (*)