Jayapura, (WAGADEI) – Kepala Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik menyatakan terdapat 1,88 juta hektare perkebunan kelapa sawit di Tanah Papua. Hasil riset Greenpeace bersama Institute for Development of Economics and Finance atau IDEF menunjukkan keberadaan perkebunan kelapa sawit tidak berdampak kepada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua, tetapi menghilangkan hutan alam Tanah Papua.
Hal itu disampaikan Taufik dalam diskusi dan diseminasi laporan riset “Kutukan Sumber Daya Alam di Tanah Papua” yang diselenggarakan Greenpeace dan IDEF secara daring pada Senin (19/12/2022).
Kiki menyatakan konsesi perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua seluas 1.365.431 hektare. Sedangkan perkebunan kelapa sawit di Papua Barat memiliki luas 516.682 hektare. “Itu [perkebunan] kelapa sawit yang sudah di buka,” ujarnya.
Kiki menyatakan sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua ada di Kabupaten Merauke (269.648 hektare), Boven Digoel (219.139 hektare), Mappi dan Boven Digoel (197.046 hektare), Kabupaten Jayapura (120.902 hektare), Kabupaten Mimika (95.588 hektare), Kabupaten Waropen (86.030 hektare), dan Kabupaten Mappi (81.247 hektare).
Perkebunan kelapa sawit lainnya juga terdapat di Kabupaten Sarmi (59.305 hektare), Kabupaten Keerom (58.178 hektare), Kabupaten Mamberamo Raya (45.177 hektare), Kabupaten Nabire (43.323 hektare), Kabupaten Jayapura dan Sarmi (42.094 hektare), Kabupaten Merauke dan Mappi (34.075 hektare) dan Kabupaten Merauke dan Boven Digoel (13.678 hektare).
Perkebunan kelapa sawit di Papua Barat tersebar di Kabupaten Teluk Bintuni (130.184 hektare), Kabupaten Sorong (112.883 hektare), Kabupaten Sorong Selatan (88.193 hektare), Kabupaten Sorong Selatan dan Maybrat (49.140 hektare), Kabupaten Teluk Wondama (37.599 hektare), Kabupaten Manokwari Selatan (27.730 hektare). Perkebunan Kelapa Sawit juga terdapat di Kabupaten Manokwari (27.186 hektare), Kabupaten Fak-Fak (19.907 hektare), Kabupaten Maybrat (11.086 hektare), Kabupaten Sorong dan Kota Sorong (9.168 hektare) dan Kabupaten Tambrauw (3.596 hektare).
Kiki menyatakan konsesi perkebunan sawit di Tanah Papua dimiliki atau terhubung dengan perusahan besar seperti Korindo, Posco, Noble, Austindo Nusantara Jaya.
Menurut Kiki, riset Greepeace menunjukkan pembukaan kelapa sawit menjadi salah satu penyebab terjadinya deforestasi hutan di Tanah Papua.
“Papua sangat kaya akan sumber daya alam. Namun menjadi pengetahuan umum bahwa dengan kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua tidak berimbang [dengan hasil kekayaan alam],” katanya. (*)