Nabire, WAGADEI – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM XVI Yahukimo mengaku telah menikam satu anggota polisi di RSUD Yahukimo.
Penikaman TPNPB terhadap Bripda Jonsua Nainggolan di RSUD Yahukimo, sekitar pukul 22.00, terjadi setelah enam bulan TPNPB memantau pergerakan korban.
Juru bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan, insiden tersebut dilaporkan Komandan TPNPB Batalion Sisibia, Mayor Yosua Sobolim kepada Komnas TPNPB pada Kamis (29/5/2025).
“Kami bertanggung jawab atas penikaman TPNPB terhadap Bripda Jonsua Nainggolan di RSUD Yahukimo, sekitar pukul 22.00, sehingga korban mengalami luka parah di bagian leher, pinggang dan mata hingga kritis,” kata Sebby dikutip Wagadei dari siaran pers yang diterima di Nabire, Kamis.
Eksekusi terhadap satu polisi di RSUD Yahukimo di bawah pimpinan Komandan TPNPB Batalion Sisibia, Mayor Yosua Sobolim, Komandan Operasi TPNPB Batalion Sisibia, Mayor Kempes Matuan dan pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo.
“Maka aparat militer pemerintah Indonesia jangan cari siapapun. Kami siap bertanggung jawab dan menantikan Anda di Jalan Gunung,” katanya.
“Eksekusi tersebut kami lakukan sebab selama empat bulan kami telah memantau korban yang setiap saat berkeliaran di RSUD Dekai,” lanjutnya.
TPNPB Kodap XVI Yahukimo mengimbau kepada seluruh aparat militer Pemerintah Indonesia, untuk menghentikan aktivitasnya di RSUD Dekai. Militer Indonesia juga diimbau agar tidak mengawal tenaga medis, dokter dan mantri.
“Karena tugas aparat militer Pemerintah Indonesia bukan di rumah sakit. Serta seluruh pasien di RSUD Dekai berhak mendapatkan pertolongan medis tanpa adanya pendekatan militer yang dapat mengganggu pasien,” ujar Sambom.
Pihaknya juga menyampaikan kepada seluruh masyarakat sipil di Yahukimo, untuk menghentikan penggunaan masker muka, helm berkaca gelap dan mobil berkaca gelap.
“Jika kedapatan kami anggap sebagai bagian dari agen intelijen militer Pemerintah Indonesia yang memasuki wilayah konflik bersenjata di Yahukimo. Jika melanggar aturan ini TPNPB Kodap XVI Yahukimo siap eksekusi mati,” katanya.
TPNPB juga mengimbau kepada militer Indonesia tidak menjadikan rumah sakit, sekolah dan gereja sebagai pos militer. (*)