Nabire, WAGADEI – Ikatan Bidan Indonesia atau IBI Provinsi Papua Tengah menggelar musyawarah daerah (musda) di aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, 15–16 Mei 2025.
Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, DR. Hj. Ade Jubaedah, yang secara resmi melantik Bdn. Agnes sebagai Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi Papua Tengah, masa bakti 2023–2028, bersama empat pengurus harian lainnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Tengah, dr. Silwanus Sumule dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap para bidan. Pasalnya bahwa mereka telah bekerja tidak hanya di fasilitas modern perkotaan, tetapi juga di pelosok-pelosok terpencil.
“Bidan hadir bukan hanya untuk menjawab persoalan medis. Mereka hadir di titik-titik paling sunyi dan pada momen paling genting dalam kehidupan manusia, kelahiran. Tanpa kalian, pelayanan kesehatan kita hanya akan menjadi struktur kosong,” kata Sumule.
Sumule menekankan bahwa Musda ini bukan sekadar agenda organisasi, melainkan sebuah momentum penting dalam menata ulang arah profesi kebidanan, dan memperkuat kolaborasi untuk menjawab tantangan kesehatan di Papua Tengah, seperti tingginya angka kematian ibu dan bayi, rendahnya cakupan pelayanan antenatal (ANC), dan peningkatan kasus HIV, serta stunting.
Sekda Sumule juga mengajak seluruh pihak, untuk bersatu dalam semangat transformasi kesehatan yang berkelanjutan berbasis bukti ilmiah, sesuai tema Musda kali ini, “Satukan Langkah dalam Transformasi Kesehatan untuk Penguatan Pelayanan Kebidanan Berkesinambungan Berbasis Bukti.”
Sekda menyampaikan tiga komitmen Pemerintah Provinsi Papua Tengah, di bawah kepemimpinan Penjabat Gubernur Ribka Haluk dan wakilnya.
Tiga komitmen tersebut, diantaranya:
- Peningkatan akses pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi seluruh bidan di Papua Tengah;
- Penyediaan fasilitas kesehatan yang layak di titik-titik pelayanan dasar, khususnya daerah terpencil;
- Kolaborasi dengan pemerintah kabupaten untuk memastikan insentif dan kebijakan afirmatif bagi bidan yang bertugas di wilayah sulit dijangkau.
“IBI bukan hanya organisasi profesi. IBI harus menjadi rumah tempat para bidan bertumbuh, berbagi, dan memperkuat tekad pelayanan,” katanya.
Ketua IBI Papua Tengah yang baru saja dilantik, Bdn. Agnes, berterima kasih atas kepercayaan kepadanya, untuk memimpin IBI Papua Tengah.
“Ini bukan tanggung jawab yang ringan, namun saya yakin, dengan dukungan dari seluruh anggota, kita dapat menjalankannya dengan baik,” kata Agnes.
Agnes menekankan pentingnya kolaborasi, solidaritas, dan komunikasi efektif di antara seluruh anggota dan pengurus IBI di Papua Tengah.
Agnes juga menyoroti beberapa agenda strategis, yang akan menjadi prioritas kepengurusannya:
- Penguatan kapasitas organisasi dan tata kelola internal IBI Provinsi;
- Peningkatan kompetensi dan profesionalisme bidan melalui pelatihan, seminar, dan kerja sama lintas sektor;
- Pendekatan advokasi kebijakan untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan bidan, terutama yang bekerja di daerah terpencil dan perbatasan;
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah pelaporan dan komunikasi antara pengurus dan anggota.
“Saya mengajak seluruh bidan di Papua Tengah untuk terus menjaga semangat pengabdian, mempererat persaudaraan profesi, dan menjadi agen perubahan dalam transformasi sistem sistem kesehatan di wilayah kita,” katanya. (*)
