Nabire, WAGADEI – Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa secara resmi menutup Musrenbangda (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Papua Tengah Tahun 2025 di Nabire, Jumat (9/5/2025).
Musrenbangda ini diakhiri dengan laporan Kepala Bappeda Provinsi Papua Tengah, Eliezer Yogi, serta sambutan penutup Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa.
Dalam laporannya, Eliezer Yogi menyampaikan bahwa hasil perumusan RKPD mencakup 176 program, 428 kegiatan, dan 1.337 sub-kegiatan.
Ia juga menekankan bahwa mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia, sebagian usulan akan dilanjutkan ke forum perencanaan pembangunan, di tingkat pusat dan daerah.
“Atas nama panitia penyelenggara, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam Musrenbang ini,” ujar Eliezer.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam proses penyelenggaraan.
Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa menegaskan pentingnya menjalankan pembangunan secara sungguh-sungguh, dan tidak asal-asalan.
“Kita tidak boleh bangun negeri ini asal-asalan. Tema Musrenbang kita jelas: Penguatan SDM dan Tata Kelola Pemerintahan yang Bermartabat dan Efektif. Tanpa pendidikan, semuanya hanya omong kosong,” kata Nawipa.
Meki Nawipa juga menyoroti pentingnya menyiapkan generasi Papua sejak dini, untuk menduduki jabatan strategis.
Dirinya mengaku telah mengirim 22 orang untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan PIM II dan PIM III. Bahkan sebelum Papua Tengah resmi menjadi provinsi.
“Saya tahu saya akan jadi gubernur, jadi saya siapkan generasi penerus dari awal,” katanya.
Gubernur Nawipa menekankan bahwa pembangunan tidak boleh didasarkan pada kepentingan kelompok atau tim sukses.
Nawipa menyerukan agar semua pihak saling mengingatkan, demi kepentingan rakyat.
“Jangan hanya karena tim sukses lalu saling pegang kartu dan pembangunan tidak jalan. Sudah terbukti—yang punya uang pun bisa kalah kalau tidak kerja untuk rakyat,” ujarnya.
Gubernur juga mengingatkan soal kedisiplinan dalam birokrasi. Ia menyatakan siap mengurangi anggaran jika kepala Bappeda atau pejabat lainnya tidak hadir dalam forum-forum penting.
“Bupati harus tahu, saya tidak main-main. Kita bukan masuk ke negara kaleng-kaleng. Kita masuk dengan kekayaan emas, uranium, laut, hutan, tanah. Semua potensi ada. Kita harus siapkan Papua Tengah untuk masa depan,” katanya.
Gubernur Nawipa mengapresiasi antusiasme peserta Musrenbangda selama dua hari.
“Jangan sampai orang datang ke Nabire hanya untuk merasakan panas. Tapi (harus) datang karena kita sedang membangun masa depan bersama. Saya tidak lapor ke Jakarta. Saya lapor ke rakyat. Karena rakyatlah yang pilih saya. Dan rakyat adalah bos kita,” kata mantan Bupati Paniai itu. (*)