Nabire, WAGADEI – Mahasiswa asal Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Yogyakarta, mendeklarasikan organisasi atau front mahasiswa kemanusiaan, bernama Suara Akar Rumput Rakyat Intan Jaya (SARRI).
Organisasi SARRI tersebut, dideklarasikan di Yogyakarta pada Jumat (28/3/2025).
Juru bicara front SARRI, Julianus Piame mengatakan, front ini terbentuk karena situasi yang terus terjadi di Kabupaten Intan Jaya. Diantaranya, kasus-kasus pelanggaran HAM, yang tidak terselesaikan secara hukum.
Selain itu, katanya, SARRI juga dibentuk, karena adanya sikap mahasiswa, yang apatis terhadap situasi di Intan Jaya.
“Maka kami mahasiswa Intan Jaya membangun satu front kemanusiaan dan lingkungan, untuk siap mengangkat setiap persoalan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, lebih fokus pada isu sosial, ekologis dan ekonomi,” kata Piame, melalui seluler kepada Wagadei di Nabire, Sabtu (29/3/2025).
Menurut dia, awal mula front SARRI ini terbentuk dari diskusi dan perdebatan, ketika terjadi penembakan terhadap warga sipil atas nama almarhum Goliat Sani pada 3 Maret 2025.
“Dalam kesempatan ini mahasiswa Intan Jaya sepakat untuk membentuk sebuah wadah (SARRI) yang dapat menyuarakan dan memperjuangkan keadilan bagi rakyat Intan Jaya, karena mahasiswa merupakan tulang punggung rakyat dan kaum intelektual, atau kaum terpelajar,” katanya.
“Sudah sepatutnya mahasiswa menyuarakan dan mengkampanyekan setiap persoalan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, sebagai daerah konflik,” lanjutnya.
Julianus Piame mengatakan, dalam deklarasi SARRI tersebut, Yoga Piame didapuk sebagai penanggung jawab koordinator umum.
“Untuk sementara front ini berdiri di satu wilayah sebagai basis mahasiswa Intan Jaya. Ke depannya front (SARRI) ini akan dibangun di setiap kota, di Papua maupun di luar Papua,” ujarnya. (*)