Guru honorer se kabupaten Dogiyai tuntut hak, bisa terjadi mogok mengajar

Nabire, WAGADEI – Guru honorer yang mengajar di sejumlah jenjang pendidikan di kabupaten Dogiyai, Papua Tengah menuntut hak mereka. Pasalnya sudah lama tak dibayarkan hak sebagai bukti pengabdian kepada masyarakat.

Mereka bahkan melakukan unjuk rasa sebab telah dicewakan atas ketidakadilan Pemerintah Daerah terutama Dinas Pendidikan, Sekda, Pj Bupati Kabupaten Dogiyai.

Bacaan Lainnya

“Dalam undangan audiensi pertama yang telah kami agendakan. Undangan audiensi pertama kami layangkan pada tanggal (1/2/2025) berdasarkan beberapa kesepakatan guru honorer Pada tanggal (29/01/2025) namun Pemda dan Instansi terkait tidak diindahkan,” kata penanggungjawab solidaritas guru honorer se Kabupaten Dogiyai, Martinus Goo, Selasa, (4/2/2025).

Menurut dia, ketidakhadiran ini menunjukkan kurangnya perhatian dan kepedulian terhadap persoalan serius ini. Yang menyangkut nasib para guru honorer di kabupaten Dogiyai

“Kami tidak gentar, kami tetap berdiri teguh memperjuangkan hak kami sebagai tenaga pendidik, yang telah lama mengabdi tanpa kejelasan status,” katanya.

Kordinator aksi, Boas Iyai mengatakan, masalah ini menjadi semakin krusial karena seluruh honorer baik yang terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik) maupun yang belum terdaftar dan tidak bisa mendaftar tes P3K guru 2024.

“Ini adalah bentuk nyata dari ketidakadilan yang harus segera diselesaikan sebagai tindaklanjuti, kami akan mengirimkan undangan audiensi ke-II kepada pemerintah daerah yakni, Dinas P dan P, BKD, dan kepada Pj bupati Kabupaten Dogiyai,” katanya.

Pihaknya meminta pentingnya komitmen nyata dari semua pihak duduk bersama untuk mendengar aspirasi kami dan mencari solusi konkret atas persoalan ini.

Bendiktus Pigai, salah satu penanggung jawab solidaritas guru juga mengatakan, apabila undangan ke dua ini diabaikan dan tidak ada langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan pihaknya.

“Maka kami para guru honorer kabupaten Dogiyai akan mengambil langkah tegas berupa mogok mengajar seluruh sekolah di se-kabupaten Dogiyai,” katanya.

“Kami akan menyita seluruh kunci sekolah dari Ugapuga sampai Unito mulai tanggal (10/02/2025) sebagai bentuk perlawanan ketidakadilan yang terus berlanjut. Ini bukan sekedar perjuangan untuk hak kami. Sebagai guru honorer kami akan berjuang demi masa depan anak-anak sekolah di kabupaten Dogiyai,” ujarnya.

Pihaknya mengaku tidak akan mundur, tidak akan diam sampai keadilan benar-benar ditegakkan. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan