KPU Puncak sukseskan pleno, diapresiasi KPU Papua Tengah namun didemo pendukung MeGe

Nabire, WAGADEI – Jumat, (14/12/2024) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah telah melaksanakan rapat pleno terbuka, rekapitulasi dan penetapan hasil perhitungan perolehan suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2024.

Rapat pleno ini dibuka secara resmi oleh Ketua KPU Provinsi Papua Tengah, Jeniffer Darling Tabuni di aula LPP RRI Nabire.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Puncak Natalius Tabuni menyatakan, Pilgub di kabupaten Puncak telah berjalan dengan baik sehingga selesai juga dengan baik pula.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan, pemerintah kabupaten Puncak dan masyarakat terlebih khusus para hamba Tuhan, intelektual, kepala suku, TNI, Polri sudah bekerjasama dengan kami sehingga menjalankan Pilkada pini dengan baik,” kata Natalius Tabuni kepada wartawan usai pleno.

KPU Puncak menetapkan pasangan calon nomor urut 1 Wempi Wetipo dan Agustinus Anggabaik memperoleh 1.753 suara. Nomor urut 2 Natalis Tabuni dan Titus Natkime memperoleh 1.235 suara. Nomor urut 3 Meki Nawipa dan Deinas Geley memperoleh 13.849 suara serta nomor urut 4 Willem Wandik dan Aloysius Giyai memperoleh 150.539 suara.

“Ini kami sudah lakukan rekapitulasi di Ilaga, sudah di ibukota Kabupaten. Cuma untuk terakhir menyelesaikan hasil itu ada sedikit terjadi gesekan atau ada massa yang datang untuk sampaikan mereka punya orasi dan pendapat,” ucapnya.

Ia menegaskan pihaknya menyelenggarakan pleno tersebut dibawah pengawasan Bawaslu dan pengawalan aparat keamanan. “Dan kami sudah melakukan hasil kapitulasi yang disampaikan, tingkat bupati dan wakil bupati, bahkan juga untuk calon Gubernur dan wakil gubernur. Dan saat ini kami sudah melaporkan hasil dari kabupaten kepada provinsi,” ujarnya.

Diapresiasi Ketua KPU Papua Tengah

KPU Papua Tengah, Jennifer Darling Tabuni mengucapkan terima kasih kepada KPU Kabupaten Puncak karena sesuai dengan tahapan sudah diselesaikan.

“Terimakasih KPU Puncak. Kita masih diberikan waktu, kesempatan lagi oleh lewati untuk menyelesaikan rekapitulasi ditingkat kabupaten dan Provinsi. Sehingga mulai besok kami harus menyelesaikan untuk tiga kabupaten yang masih belum,” kata Tabuni.

KPU provinsi Papua Tengah mengucapkan banyak terima kasih serta atensi yang luar biasa untuk kelima kabupaten yang sudah mendorong, mendukung, memfasilitasi dan mengatensi KPU maupun Bawaslu Dogiyai, Deiyai, Timika, Puncak dan Nabire.

“Sehingga proses ini bisa berjalan sampai dengan saat ini. Kemudian terima kasih juga untuk tim sukses yang luar biasa menjaga proses ini bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Lima KPU kabupaten yang sudah selesai rekap diantaranya Deiyai, Dogiyai, Nabire, Mimika dan Puncak sisa tiga kabupaten.

“Tinggal Ingan Jaya, Puncak Jaya dan Paniai. Jadi besok pagi kami akan langsung maraton untuk Intan Jaya, selanjutnya Puncak Jaya dan Paniai,” kata Jeniffer.

Ia menegaskan, hari ini, Sabtu, (14/12/2024) akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan semua.

“Kami akan fasilitasi tempat, mungkin untuk yang akan laksanakan pleno untuk Paniai dan Puncak Jaya supaya tersentral dari pengawasan kemudian pengamanannya dipertahankan gitu,” ucapnya.

Ia berharap proses ini bisa melahirkan seorang pemimpin pertama di provinsi Papua Tengah yang baik untuk kedepan.

Harus dikembalikan 51 ribu suara milik MeGe yang dihilangkan

Massa pendukung pasangan calon Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa dan calon Wakil Gubernur (cawagub) Deinas Geley atau dikenal dengan nama MeGe menggelar demonstrasi damai di kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Papua Tengah di Nabire pada hari Jumat, (13/12/2024) siang.

Hal itu dikatakan Ketua Relawan MeGe Papua Tengah Alexander Gobai, bahwa pihaknya menuntut kepada Bawaslu Papua Tengah agar segera mengeluarkan surat rekomendasi guna mengembalikan suara yang dimanipulasi oleh oknum-oknum tertentu di Kabupaten Puncak.

“Sesuai data tim kami di Kabupaten Puncak, MeGe mendapatkan suara sekitar 51 ribu di lapangan berdasarkan C Hasil, kemudian berkurang lagi di pleno Kabupaten Puncak menjadi 23 ribu suara dan ketika pleno Kabupaten Puncak dipindahkan ke Nabire berkurang lagi menjadi 13 ribu suara. Jadi, berdasarkan data lapangan, kami akan tuntut terus suara masyarakat di Lapangan untuk dikembalikan,” kata Alexander Gobai.

Pihaknya menegaskan kepada KPU Kabupaten Puncak dan Bawaslu Kabupaten Puncak untuk tidak bermain-main suara rakyat dari 51 ribu ke 13 ribu. Demonstrasi ini menjadi bagian penting untuk mengawal demokrasi di Papua Tengah.

“Yang dipangkas bukan hanya suara dari Paslon nomor urut 03 tapi juga suara dari paslon nomor urut 01 dan 02. Jadi, tuntutan kami hari ini mewakili paslon-paslon cagub-cawagub lain,” katanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan