Oleh: Ernest Pugiye
“Penderitaan Orang Papua: Wajah Gereja Katolik Yang Menderita”, tentunya menjadi suatu refleksi kritis dari banyak pihak. Setiap ide dan tulisan yang berkaitan dengan tema ini sudah sebenarnya menyoroti realitas pahit yang dihadapi Gereja di Papua. Namun, kondisi penderitaan Gereja Papua masih belum dijadikan sebagai masalah iman dan moral semua manusia dari 5 agama di Indonesia.
Gereja-Gereja di Papua bukan hanya korban penderitaan, tetapi juga saksi bisu dan pelopor harapan bagi masyarakatnya. Termasuk Gereja Katolik di Papua telah lama menjadi tempat berlindung bagi masyarakat yang terpinggirkan, teraniaya, dan terlupakan. Gereja hadir sebagai suara bagi yang tak bersuara, membela hak-hak asasi manusia, dan menentang segala bentuk ketidakadilan. Penderitaan yang dialami umat Katolik di Papua adalah cerminan penderitaan masyarakat Papua secara keseluruhan.
Namun, kita tidak boleh hanya terjebak dalam berbagai peristiwa pengkondisian, keputusasaan dan berbagai cobaan dari siapapun. Gereja di Papua telah menunjukkan keteguhan dan keberanian dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Melalui para pastor, Pendeta, Gembala, biarawati, dan umat awam, serta orang beriman lainnya, Gereja di Papua telah menjadi pelopor perubahan, menentang eksploitasi sumber daya alam, mendorong dialog dan perdamaian, dan mengajak masyarakat untuk membangun masa depan yang lebih baik. Gereja di Papua tidak hanya menjadi saksi bisu penderitaan, tetapi juga menjadi sumber harapan bagi masyarakatnya. Gereja terus berjuang untuk membangun masyarakat yang adil, bermartabat, dan berkeadilan. Gereja juga menjadi tempat penguatan iman dan semangat bagi masyarakat Papua dalam menghadapi berbagai tantangan.
Setiap karya dan kesaksian iman dari kita perlu menjadi pengingat bagi semua pihak, bahwa Gereja-Gereja di Papua adalah bagian integral dari masyarakat dan manusia di dunia konflik dan kekerasan dari sistem Negara yang tidak adil dan otoriter. Penderitaan yang dialami Gereja di Papua adalah penderitaan bersama bagi Gereja Universal dan harapan yang diusung Gereja di Papua adalah harapan Gereja Semesta. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung Gereja dan masyarakat di Papua dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kebaikan bagi pembangunan iman umat di masa depan Gereja.
Mari kita renungkan kembali makna Gereja dalam konteks ini. Gereja bukan sekadar bangunan fisik, tetapi komunitas orang beriman yang dipanggil untuk menjadi terang dunia. Gereja di Papua, dalam segala kerumitan dan tantangannya, mencerminkan semangat ini. Mereka adalah pelita harapan di tengah kegelapan, menawarkan penghiburan dan kekuatan bagi yang terluka, dan menginspirasi kita semua untuk berjuang bersama dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.
Kita perlu memahami bahwa penderitaan Gereja di Papua bukanlah sesuatu yang terpisah dari penderitaan umat manusia secara keseluruhan. Gereja di Papua, dengan segala perjuangannya, mengingatkan kita pada realitas dosa dan ketidakadilan yang masih merajalela di dunia. Namun, Gereja juga menunjukkan bahwa dalam segala situasi, iman dan harapan tetap menjadi kekuatan yang mampu menggerakkan perubahan.
Sebagai umat beriman, kita tidak boleh tinggal diam di tengah penderitaan yang dialami Gereja di Papua. Kita perlu menunjukkan solidaritas dan dukungan nyata, baik melalui doa, aksi nyata, maupun dukungan moral dan finansial. Kita juga perlu terus menerus mengingatkan diri kita sendiri dan orang lain tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia, menentang segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan, dan mendukung upaya-upaya membangun perdamaian dan keadilan di Papua.
Gereja di Papua, dengan segala perjuangannya, menjadi inspirasi bagi kita semua. Mereka mengingatkan kita bahwa iman dan harapan adalah kekuatan yang mampu menggerakkan perubahan. Mari kita bergandengan tangan, menyatukan hati dan pikiran, untuk mendukung Gereja di Papua dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kebaikan bagi seluruh masyarakat Papua. Semoga melalui perjuangan bersama, kita dapat mewujudkan mimpi bersama untuk membangun masyarakat Papua yang adil, bermartabat, dan berkeadilan.
Kita perlu berpegang pada keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai Gereja di Papua, memberikan kekuatan dan harapan di tengah segala tantangan. Mari kita terus berdoa dan berjuang bersama, agar Gereja di Papua dapat terus menjadi pelita harapan bagi masyarakatnya, dan agar keadilan, perdamaian, dan kebaikan dapat terwujud di bumi Papua. (*)
*) Penulis adalah umat Tuhan di tanah Papua