Paslon Bado – Adii awali kampanye terbuka di Waghete, akan bagi jabatan secara merata

Waghete, WAGADEI – Hari pertama masa kampanye terbuka Pilkada 2024 Kabupaten Deiyai, diawali oleh calon bupati dan calon wakil bupati Petrus Badokapa dan Yohanes Adii ( Badoo – Adii) melakukan kampanye politik terbuka di lapangan sepak bola Thomas Adii Waghete pada hari Senin, (14/10/2024).

Bacaan Lainnya

Badoo – Adii yang diusung partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan partai Nasional Demokrat (NasDem) ini tidak mmenjelaskan visi, misi dan program kerja. Di hadapan ribuan pendukung yang padati lapangan Thimas Adii, keduanya justru bilang apa yang dijanjikan hari ini bakal lupa seiring waktu berjalan.

“Saya tidak bisa bicara yang janji-janji kepada masyarakat, sebab tidak mungkin terwujud. Yang saya janji adalah satu hal dan ini catat baik-baik; lima tahun ini kami dua yang mau pimpin, dan lima tahun mendatang saya persilahkan kalian lain yang pimpin, saya tidak akan ganggu. Itu saja yang saya janji dan catat baik,” ujar calon bu[ati Deiyai nomor urut 2, Petrus Badokapa di hadapan massa pendukungnya.

Mantan ketua DPRD Deiyai Periode 2019-2024 ini menegaskan, marga Badokapa di kabupaten Deiyai tidak punya pegawai ASN, taka da juga pebisnis apalagi politikus. Petrus klaim hanya dirinya orang pertama dari marga ini yang menjadi ‘ogai’.

“Saya satu-satunya marga Badokapa yang mulai muncul. 36 marga di kabupaten Deiyai ada kepala dinas, ada kepala bidang, dan kepala seksi entah kabupaten maupun provinsi. Besok saya jadi bupati, tidak akan ada cerita marga Badokapa jadi kepala dinas melulu sebab marga Badokapa  tidak ada ‘ogai’. Saya akan kasih jabatan semua orang dari 36 marga di Deiyai,” ungkapnya dijemput tepukan tangan yang meriah.

Menurut dia, suara dasar dari distrik Kapiraya sebesar 10 ribu sudah diikat mati, orang dari Kapiraya hanya mantan kepala distrik Kapiraya Ernest Kotouki itu saja yang saya akan dipakai sebagai kepala dinas.

“Kepala dinas, kepala badan dan kepala kantor lainnya saya taruh di tengah dan akan diisi oleh orang-orang dari pinggir danau Tigi. 36 marga bawa suara ke sini, besok kamu yang nikmati jabatan, saya secara utuh taruh jabatan di tengah. Kami orang Bouwobado dan Kapiraya tidak ada ‘ogai’, seutuhnya ada di tepi danau Tigi,” ujarnya.

Momentum itu juga Badokapa menepis isu tentang dirinya mencari suara untuk mendukung mantan bupati Deiyai Ateng Edowai selaku omnya yang secara hubungan kekeluargaan cukup dekat.  

“Jangan bicara dan jangan percaya bahwa Petrus Badokapa calon bupati untuk mencari suara demi omnya Ateng Edowai, itu tidak benar. Saya sendiri yang calon bupati. Besok saya yang akan menajdi bupati Deiyai,” katanya.

Ia juga memaafkan oknum yang menyebarkan informasi bahwa Petrus sedang mengalami sakit struk. Sakit struk yang selama ini menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat. Ia menegaskan telah memaafkan oknum yang menyebarkan hal tersebut, saat ini berdiri di tengah masyarakat dalam keadaan sehat walafiat.

“Orang informasikan bahwa Petrus Badokapa sedang sakit struk, tapi hari ini saya berdiri di tengah-tengah masyarakat dengan sehat. Apa yang kalian memfitnah saya memaafkan semuanya. Musim politik pastikan akan bermunculan banyak argument, sekali lagi saya mengampuni kalian. Kita semua sama, manusia yang tak luput dari salah dan dosa,” katanya.

Di tengah massa pendukung, ia juga meminyta kepada timnya agar tidak boleh menyebarkan informasi hoax terhadap empat pasangan calon lainnya. “Kita tidak boleh saling bermusuhan, karena kami lima pasangan yang calon bupati dan wakil bupati ini orang asli Deiyai . Hasil Pilkada tidak mungkin pergi daerah lain, kami ini semuanya tetap di Deiyai. lahir, hidup, berkarya dan akan Kembali ke Tuhan juga dari tanah Deiyai,” katanya.

“Saya minta dengan tegas kepada saya punya tim, bahwa tidak boleh sebarkan informasi tidak benar tentang empat paslon lainnya. Kami semua orang di sini. Lima tahun besak ini kami yang pimpin, lima tahun kedepan adik-adik dan saudara-saudara lain siap lagi untuk bertarung dan pimpin Deiyai,” ujranya tegas.

Ia Kembali berkisah, tepat tahun 2019 lalu saat kampanye calon DPRD Deiyai di lapangan Thomas Adii dan di panggung yang sama, ia menyampaikan dalam orasi politiknya menyampaikan bahwa ia akan menjadi ketua DPRD Deiyai 2019-2024 dan itu terwujud.

“Kemarin saya menjadi ketua DPRD Deiyai. Pada kampanye Pemilu 2024 kemarin, saya bilang saya akan menjadi anggota DPR Provinsi Papua Tengah dan sudah terbukti terpilih,” ucapnya.

“Nah sekarang di panggung yang sama saya mau bilang, bupati dan wakil bupati Deiyai periode ini saya Petrus Badokapa dan Yohanes Adii kami berdua siap pimpin, lima tahun kedepan saya tidak akan gangguan kalian yang lain,” ujarnya.

Ia berpatok pada misi perjalanan Pembangunan iman manusia suku Mee dan kerabat lainnya bahwa mula-mula Firman Tuhan dan pelayanan pemeritah masuk ke daerah Mee (Meuwodidee) lewat daerahnya hingga kini menyebar ke seluruh pelosok pegunungan Papua.

“Firman Tuhan dan pemerintah masuk lewat saya punya kali, dan sekarang sudah 80-an tahun orang-orang Mee menjadi tuan. Sekarang di senja hari, saya ambil kembali garuda. Titik!,” katanya tegas.

Calon wakil bupati Deiyai, Yohanes Adii juga tidak panjang lebar dalam orasi politiknya. Ketua Pasrtai NasDem Deiyai ini justru mendukung penyampaian calon bupati Deiyai Petrus Badokapa, bahwa di Deiyai tidak ada orang tua yang mampu mengayomi semua orang sehingga kini saatnya semua pihak mendukung keduanya untuk hidup sama-sama di negeri Deiyai.

“36 marga kita taruh di tengah-tengah danau Tigi, termasuk semua jabatan selama lima tahun, setiap kampung dan setiap distrik ikat suara baru bawa datang biar ada pemerataan dalam pembagian jabatan dan proyek,” kata Adii, (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan