Longsor di Putaapa dan Bukaapa Dogiyai mengakibatkan 6 orang meninggal dunia

Nabire, WAGADEI – Terjadinya banjir bandang di dua kampung yakni Putaapa dan Bukaapa, distrik Kamuu, kabupaten Dogiyai, provinsi Papua Tengah lantaran longsor disertai banjir bandang mengakiatkan enam orang meninggal dunia, dan satu lainnya masih dalam proses pencarian lantaran tertimbun longsor.

Akhir-akhir ini fenomena banjir lahar hujan, banjir bandang dan longsor semuanya dipicu oleh hujan intesitas sedang hingga lebat di wilayah Papua Tengah

Frits Agapa selaku koordinator Kabupaten Program Keluarga Harapan Kabupaten Dogiyai dalam laporannya yang di terima wagadei.id pada Selasa, (6/8/2024) menjelaskan kronologi kejadian.

“Korban meninggal dunia ada enam orang, masing-masing ibu guru Dortea Iyai bersama lima orang anaknya. Satu orang masih di dalam perut mamanya sehingga menjadi enam orang. Sementara bapanya dan anak perempuan selamat dari longsor ini,” katanya.

Hingga sore ini masih mencari anak yang paling tua, apakah sudah ketemu atau belum sementara belum ada informasinya.

Menurut Agapa, kejadian tersebut akibat curah hujan yang tinggi di kabupaten Dogiyai sejak tanggal 2 Agustus 2024 mulai hujan dari hari Sabtu pukul 17.00 WP sampai hari Minggu pagi jam 6.00 WP.

 “Akibat hujan semalam suntuk itu, terjadi kebanjiran di mana-mana di seantero liam distrik yang berada di wilayah Lembah Kamuu,” kata Frits Agapa selaku koordinator Kabupaten Program Keluarga Harapan Kabupaten Dogiyai.

Frits mengatakan, lokasi berdampak yang mengalami longsor dan banjir adalah di kampung Putaapa dan kampung Bukaapa, distrik Kamuu. Di wilayah itu terdapat sekitar 2.000 lebih penduduk kehilangan mata pencaharian, sumber-sumber makanan, tempat tinggal dan gedung pendidikan mereka.

“Seperti terlihat dalam gambar di atas. Kolam ikan, ternak ikut hanyut terbawah banjir bandang,” ujarnya.

Di kampung Obaayo, distrik Kamuu Utara berupa kebun dan 50 rumah terendam banjir serta ternak terbawah banjir yang super dasyat ini. Sementara di kampung Nuwa, distrik Kamuu Timur sebanyak 40 rumah tenggelam, ratusan ternak hanyut dan kebun terendam.

Di kampung Botukebo, kampung Pouwouda, kampung Obaibega, kampung Digikebo dan kampung Tuwaida di distrik Kamuu Selatan pun nasibnya sama.

Harapan warga

Ibu guru SD YPPK Putaapa, Martina Pigome mengatakan saat pendamping mendatangi lokasi terjadi bencana banjir bandang agar pemerintah kabupaten (Pemkab) Dogiyai membantu selimut, pakaian, bahan makanan, karena semua barang yang dimiliki warga telah terhanyut banjir.

“Agar pemerintah membangun rumah layak huni bagi seluruh warga yang kena dampak, karena rumah mereka yang ada selama ini telah terporak poranda oleh banjir super dasyat ini,” katanya.

Ia mengatakan agar pemerintah menolong masyarakat dengan memberikan ternak guna menggantikan semua ternak yang terhanyut dibawah air.

“Harus bangunkan juga tanggul agar sekolah mereka terlindungi banjir di waktu mendatang. Perumahan guru sudah tidak layak ditempati, berharap pemkab bangun rumah guru yang layak dihuni,” ujarnya.

Perlu pengadaan buku pelajaran sekolah yang terendam air, alat peraga yang rusak, kapur tulis yang sudah basah, dan lain sebagainya berkaitan dengan keperluan sekolah bagi anak didik dan guru.

Di tempat yang sama, Zakarias Iyai, slaah satu warga korban mengatakan keluarga korban longsor mengharapkan mohon bantuan dari pemkab Dogiyai dan provinsi Papua Tengah untuk pemakaman jenasah, kedukaan dan keperluan lainnya selama menjalani prosesi duka berlangsung.

“Perlu dibangun kembali jembatan-jembatan permanen dengan harapan banjir di waktu mendatang masyarakat bisa beraktivitas seperti yang telah terjadi selama ini,” katanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *