Pj Gubernur ajak Pemuda Katolik di Papua Tengah saling kader dan mantapkan jati diri

Nabire, WAGADEI – Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk mengajak kepada para Pemuda Katolik di wilayahnya agar melalui Musyawarah Komisariat daerah (Muskomda) yang pertama dapat meningkatkan kinerja dan memantapkan jati diri serta mengangkat wadah organisasi pemuda yang bergerak dalam bidang keagamaan sekaligus berperang aktif dalam pembangunan daerah.

“Kaderisasi kepemimpinan dewasa ini keberadaannya sangat penting. Oleh karena itu, selain menjadi wadah pengkaderan yang mampu kontribusi dalam mempertahankan wadah gereja, bangsa dan negara. Untuk itu, Pemuda Katolik selain menjadi wadah pengkaderan dalam wadah ini, kader Pemuda Katolik mempunyai tujuannya pemimpin yang memiliki potensi yang mampu beradaptasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masa depan, baik itu pimpinan teknologi yang siap menghadapi globalisasi dengan segala perbuatannya,” kata Pj Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk dalam sambutan yang dibacakan oleh Assisten I Setda Papua Tengah, Ausilius You ketika membuka Muskomda ke-l Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah di Nabire, Jumat, (21/6/2024).

Hal ini, kata dia, sejalan dengan lenskep Pemuda Katolik sebagai laboratorium profesional kaum muda dengan terlatih intelektual yang menjadi tumbuhnya berjiwa patriotisme yang publik untuk kemajuan gereja dan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan motto Pemuda Katolik ‘Pro Eklesia Et Patriel’.

“yang harus dipikirkan adalah melalui wadah ini bagaimana kita harus menjadi mampu mengenali diri, mampu mengoreksi diri dan mampu menemukan diri siapa kita. Kita sebagai Pemuda Katolik yang tugasnya bagaimana kita harus melaksanakan misi gereja, arahnya adalah misi gereja inilah yang kita nyatakan sebagai pemuda mampu menyukseskan kepada pemuda-pemudi Katolik yang lainnnya,” katanya

Ia berharap Pemuda Katolik mampu menjadi aspiratif dan mampu menemukan bersama masyarakat untuk bergandengan tangan untuk mendukung program pembangunan pemerintah daerah, pengurus dan anggota organisasi wadah ini diminta juga harus meningkatkan diri dan kemampuan diri manajerial, sehingga kedepannya dapat menyimak untuk dapat meningkatkan kualitas kehidupan sumber daya manusia bergerak dan netral dalam Pembangunan.

“Di era globalisasi ini mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk mendukung pengembangan diri dan pengembangan gereja supaya kita tidak dimakan oleh era, wadah seperti ini bagaimana kita menyampaikan pikiran-pikiran yang sesungguhnya dan bagaimana untuk mampu menciptakan aspirasi-aspirasi yang sesungguhnya agar kita mengendalikan diri,” katanya.

Ia menegaskan jangan sampai para pemuda dimakan oleh zaman sehingga tersingkir oleh yang lain maka sama-sama merapatkan barisan. Sebab, pentingnya wadah seperti ini saling mengkaderkan. “Untuk itu pemuda katolik komisariat daerah dapat membangun pemerintahan daerah yang kita cintai,” ujarnya.

Organisasi kepemudaan, kata You, untuk terus melakukan kualitas baik dari para pemuda untuk meningkatkan dalam sumber daya manusia jumlah peningkatan program kegiatan.

Ia juga berharap, organisasi kepemudaan juga dapat memberikan kontrol dan dapat masukkan kepada pemerintah adanya komunikasi murah antara organisasi masyarakat organisasi kepemudaan dan organisasi-organisasi pemerintahan dalam penyampaikan aspirasi untuk kepentingan pembangunan di daerah.

“Seluruh organisasi pemuda dapat membangun interaksi komunikasi dengan pengurus sehingga penanganan organisasi kepemudaan ini dapat maksimal di lakukan oleh pemerintah di daerah dimana pemuda berada supaya keputusan-keputusan yang akan maksimal bagaimana supaya pusat dari komda di 8 kabupaten itu hadir, dalam hal kegiatan yang akan berlangsung dapat meningkatkan hasil yang maksimal,” katanya.

Ia menegaskan jangan melihat siapa yang akan terpilih ketua PK Komda Papua Tengah melalui Muskomda ini, para pemuda dan pemuda Katolik di provinsi Papua Tengah tidak boleh memandang siapa, suku apa dan asal dari mana. “Mereka adalah pemuda Katolik, kepada mereka yang akan terpilih ini pastikan bahwa masa kepemimpinan yang bisa membawa organisasi kepemudaan Katolik ini betul-betul apa yang diharapkan oleh gereja dan juga apa yang dapatkan oleh negara,” ucapnya.

Martin Da Costa Pires, ketua bidang OKK Dewan Pengurus Pusat Pemuda Katolik mengatakan, di seluruh tanah air hari ini sudah terbentuk di 37 provinsi di seluruh Indonesia dalam gereja Katolik disebut komisariat daerah.

“Nah, untuk ketua komisariat daerah Papua Tengah hari ini hari ini kita definitifkan melalui musyawarah ini,” ucapnya.

Ia berharap untuk pemuda-pemudi komisariat daerah di wilayah di provinsi Papua Tengah untuk tetap solid untuk membangun persatuan potensi-potensi kader yang ada. “Karena kita memiliki berbagai kader, akademisi, UMKM, ada pelajar dan mahasiswa. Ini menjadi kekuatan kita untuk menjadi terbentuk atau kita petakan secara nasional,” katanya.

“Saya juga berharap bahwa teman-teman pemuda-pemudi di wilayah provinsi Papua Tengah, khususnya di delapan kabupaten harus solid dan semangat yang tinggi untuk jaring kordinasi dengan pengurus pusat. Apapun itu akan dampingi supaya membangun benar-benar kokoh. Kalau kita punya dasar, punya rukun, wadah yang besar ini kita harus di jaga untuk kontribusi yang besar baik itu di pemerintahan, maupun di gereja,” katanya.

Ketua panitia Muskomcab I PK Komda Papua Tengah, Hendrikus Yeimo mengatakan, Muskomda tersebut dihadiri enam koisariat cabang Pemuda Katolik yakni Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya dan Ouncak Jaya kecuali Mimika dan Puncak.

“Mereka datang mengikuti musyawarah sekaligus untuk memberikan hak suara kepada orang yang mereka pilih,” kata Yeimo.

Musyawarahh tersebut mengusung tema ‘Pemuda Katolik Bangkit Demi Gereja dan Bangsa,’. Ia mengatakan, tema tersebut harus merefleksikan bahwa tubuh pemuda adalah sesungguhnya gereja sebagai individu yang baptis secara gereja Katolik.

“Tujuan kita adalah bagaimana membela bangsa-bangsa yang ada di dalam penindasan, seperti Palestina, seperti bangsa Kanaki di Kaledonia Baru dan seperti Papua saat ini yang masih ada di dalam penindasan karena kami gereja wajib membela mereka, intinya Bangsa-bangsa yang ada di bahwa naungan penjajah,” ucapnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan