Tigi, WAGADEI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deiyai melalui Dinas Perhubungan dan Bandara Waghete melakukan penyatuan persepsi dalam rangka pelaksanaan pelayanan subsidi pesawat perintis dari Waghete Deiyai ke Timika, Waghete ke Nabire dan Waghete ke Kapiraya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Deiyai, Alfius Douw mengatakan rute yang telah ditetapkan guna membantu masyarakat dalam melakukan perjalanan melalui jalur udara.
“Yang diutamakan adalah orang asli Papua dengan kuota 80 persen dan 20 persen untuk non Papua pada setiap kali penerbangan dari rute yang disepakati,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Deiyai, Alfius Douw kepada wagadei.id, Kamis, (18/4/2024).
Rute yang ditetapkan adalah Waghete – Timika, Waghete – Nabire dan Waghete – Kapiraya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Deiyai, Alfius Douw mengatakan subsidi ini diturunkan hingga 30 persen selebihnya ditanggung pemerintah, sehingga dengan adanya subsidi ini harga tiket pesawat perintis jauh lebih murah atau anggap saja menumpang kendaraan darat.
“Harga tiket pesawat subsidi dari Deiyai (Waghete) ke Nabire dan Deiyai (Waghete) ke Timika disepakati dengan harga 400 ribu rupiah per oran LG atau penumpang, dan rute Waghete ke Kapiraya 300ribu per penumpang,” ujar Alfius Douw.
Douw mengatakan, dalam rangka pelaksanaan pelayanan subsidi diharapkan agar yang diutamakan adalah orang asli Papua dengan kuota 80 persen dan 20 persen untuk non Papua pada setiap kali penerbangan dari rute yang disepakati.
Kesepakatan itu, kata dia pihaknya menetapkan pada pertemuan bersama antara Dinas Perhubungan Deiyai dengan pihak Bandara Waghete tentang pelayanan angkutan udara subsidi perintis untuk Korwil Nabire dan Timika dari Waghete.
Menurut dia, harga tiket pesawat subsidi pada dasarnya disesuaikan dengan keputusan Kementerian Perhubungan tetapi dengan pertimbangan operasional para petugas cargo maka ditetapkan secara sentral.
Selanjutnya kata dia, para agen pesawat subsidi melakukan pelayanan penjualan tiket dilakukan di sebelah terminal Bandara Waghete setiap hari jam kerja.
“Penumpang yang menjadi prioritas adalah orang sakit yang dirujuk dari rumah sakit Deiyai, anak sekolah dan urusan penting lain yang berkaitan dengan kepentingan daerah atau kabupaten Deiyai,” katanya.
Sedangkan dari Nabire dan Timika tujuan Deiyai disesuaikan dengan harga standar sesuai ketentuan.
Untuk jadwal penerbangan tujuan Deiyai Nabire sebanyak tiga kali dalam seminggu, demikian juga Timika – Deiyai.
“Kecuali Waghete – Kapiraya hanya dua kali dalam seminggu,” ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan survey lapangan terbang perintis di distrik Kapiraya sehingga atas dasar itu layak melakukan penerbangan pesawat perintis.
“Memang kami sudah turun ke Kapiraya, lapangan cukup baik untuk landing. Sekarang sudah melakukan penerbangan di sana,” ucap Alfius.
Kapiraya adalah salah satu distrik yang ada di kabupaten Deiyai namun bisa dijangkau hanya dengan jalur udara dan dihuni oleh dua suku yakni Mee dan Kamoro dengan jumlah lima kampung yakni Idego, Komauto, Mogodagi, Uwe Onagei dan Yamouwitina.
Kepala Bandara Waghete, Markus B. Padang juga membenarkan hasil kesepakatan itu. Menurut, telah disaksikan semua pihak berkepentingan di daerah itu.
“Iya benar itu kesepakatan dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Perhubungan, para kepala distrik, kepala suku, pihak TNI dan Polri serta kami dari bandara,” ujarnya.
Ia mengatakan, pemberlakuan itu guna membantu masyarakat dalam melakukan perjalanan guna berobat, sekolah dan tujuan lainnya.
“Dan sudah diberlakukan. Terima kasih dan selamat beraktivitas pak,” ucapnya.
RSU Pratama Deiyai siap koordinasi
Direktur RSU Pratama, dr. Selvianus Ukago mengatakan, pihaknya menyambut baik tarif pelayanan subsidi pesawat yang diprioritaskan untuk orang sakit yang bakal dirujuk oleh pihaknya ke Nabire maupun Timika.
“Kami akan koordinasi kerja dengan Dishub Deiyai soal rujukkan agar diutamakan orang sakit ketika ada rujukan,” ujar Ukago.
Soal rujukan, kata dia, sebelumnya hanya memberikan rujukan kepada pasien dan keluarga pasien ke Paniai ataupun Nabire apabila sakitnya berat.
“Iupun satu atau dua saja dengan sakit yang tidak berat. Rujukan lebih banyak ke Paniai dan Nabire lewat jalan darat,” ucapnya.
Menurut dia, subsidi pesawat pihaknya belum koordinasi namun dengan adanya rapat evaluasi Dishub Deiyai dengan pihak bandahara maka akan melakukan kordinasi lebih lanjut. (*)