FMRPAM kutuk pelaku penyiksaan terhadap warga sipil di Puncak

Jayapura, WAGADEI – Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme atau (FMRPAM) mengutuk oknum penganiayaan yang kembali terjadi di Tanah Papua oleh aparat TNI.

Kordinator FMRPAM Pilipus Robaha mengatakan tindakan kekerasan yang dilakukan TNI terhadap masyarakat sipil dalam kasus penganiyaan korban di dalam drum adalah perbuatan keji dan sadis.

“Kami mengutuk keras oknum TNI yang terlibat tindakan penganiayaan tersebut,” kata Robaha saat jumpa pers di Jayapura, Selasa, (26/3/2024).

Robaha mengatakan adat orang Papua yang diwariskan dari nenek moyang tidak pernah menganiaya dan musuh seperti seekor binatang.

“Kami di Papua dari Sorong sampai Merauke tidak kenal namanya cara penganiayaan orang seperti itu, sekalipun dalam medan perang. Kami tidak akan melakukan tindakan penyiksaan seperti yang dilakukan oknum TNI tersebut,” ujarnya.

Seharusnya, kata Wanimbo, pemuda yang diduga anggota TPN-PB diserahkan kepada pihak kepolisian, bukan malah disiksa.

“Kami juga sangat kesal dan menyayangkan respon Kepala Pangdam XVII yang menyatakan video penyiksaan yang tersebar luas melalui beberapa media sosial di twitter, messenger, YouTube, facebook, bahkan di berbagai media online lainnya adalah video editan,” katanya.

Ia juga meminta para prajurit TNI yang diduga terlibat dalam penyiksaan tersebut segera diperiksa.

“Proses penyelidikan harus dilakukan untuk memastikan kebenaran dan menindaklanjuti kasus ini dengan tepat dan tuntas,” ujarnya.

Ia menambahkan tindakan kekerasan yang dilakukan oknum TNI seperti itu sudah terulang beberapa kali di Tanah Papua.

“Tahun lalu yang paling sadis itu di Timika di mana ada warga sipil yang dimutilasi, kemudian sekarang ini tindakan hampir sama, dilakukan lagi oleh oknum TNI terhadap seorang pemuda yang merupakan warga sipil,” katanya.

Menurut Robaha tindakan itu sangat tidak manusiawi dan memperburuk wajah institusi Negara Indonesia.

“Kami meminta Panglima TNI segera copot Pangdam XVII Cenderawasih yang menyebarkan informasi hoax di berbagai media,” katanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *