Gara-gara Pemilu, seorang anak perempuan dibunuh dan buang ke kali Degeuwo – Paniai

Paniyai, WAGADEI – Kejadian memilukan hati terjadi di kampung Jigitopa, distrik Baya Biru, Paniai, Papua Tengah pada Jumat, (15/3/2024). Di mana seorang anak perempuan bernama Melkiana Timepa berusia 10 tahun dipenggal lehernya, dibunuh dan dibuang ke kali Degeuwo oleh seorang bernama Yafet Piame atau sering disapa dengan nama Embeo Pupu (nama tradisional) berusia 39 tahun.

Keluarga korban, John Timepa kepada wagadei.id menceritakan pada pagi hari, sekitar jam 08.30 WP, korban bersama temannya bernama Melina Obaipa keluar dari rumah pergi ke kali Degeuwo dengan tujuan leles emas di pinggir kali tersebut.

Sesampainya di kali Degeuwo, keduanya langsung bergegas untuk leles emas. Namun tak lama, seorang laki-laki datangi keduanya, tanpa bertanya langsung tangkap secara kasar layaknya penjahat.

“Sekitar 09.20 WP pagi kedua anak perempuan itu tiba pinggir kali tepatnya lokasi Koteka. Saat mereka bersiap-siap mau leles, tiba tiba mereka dua didatangi sama seorang laki-laki bernama Yafet Piame dan langsung tangkap atau memegang tangan kedua anak perempuan,” kata John Timepa.

Kepergian kedua bocah itu ibarat membawa diri ke jurang, ajal berkata lain si perempuan masa depan Baya Biru terpaksa tewas seketika.

Ia menjelaskan, saat itu keduanya teriak minta tolong. Anak perempuan bernama Melina Obaipa dengan paksa lepaskan diri lalu melarikan sambil teriak dan menangis.

“Tapi anak Melkiana Timepa masih ditahan oleh si pelaku,” ucapnya.

Sambil berlari, Melina melihat temannya ke belakang dari jarak beberapa meter, anak separuh baya itu dibunuh oleh pelaku dan dibuang ke dalam sungai Degeuwo yang sangat kencang dan ganas itu lalu hanyut.

“Temannya menyaksikan si Yafet Piame dari suku Wolani itu membunuh dengan sadis. Lalu tubuhnya dibuang ke kali Degeuwo yang cukup deras itu. Sangat sedih,” ucap John Timepa berkisah.

Setelah melihat itu, lanjut dia, Melina Obaipa berlari ke arah perumahan atau perkampungan yang ada rumah dan melaporkan kejadian itu.

“Kasus pembunuhan itu tersebar hingga kampung Jigitopa Timur. Setelah mengetahui informasi, seluruh warga menuju tempat kejadian namun pelaku sudah hilang jejak,” ujarnya.

“Pelaku juga hilang, tubuh korban juga tidak bisa ditemukan karena terbawa arus yang sangat deras,” katanya.

Pembunuhan Akibat Politik

John Timepa yang sudah lolos sebagai anggota DPRD kabupaten Paniai dari PKB nomor satu dapil dua ini mengatakan, pembunuhan terhadap saudaranya diduga terjadi akibat kepentingan politik atau Pileg tahun 2024.

“Pelakunya itu pendukung dari Akulian Adii, sesama Caleg DPRD Paniai dari Baya Biru,” kata Timepa.

“Ini terjadi akibat adanya pro dan kontra antara pendukung saya Jhon Timepa alias Silas Yasipa dan Akulian Adii sebagai caleg DPRD Kab Paniai Periode 2021-29 dari distrik Baya Biru,” ucapnya.

Ia menjelaskan, Akulian Adii hanya memperoleh 1.100 suara sementara dirinya meraih suara tertinggi dengan jumlah suara 3.200.

“Sesuai kesepakatan, Akulian Adii suaranya tidak cukup, dia menyerah dan serahkan ke saya lalu saya menang. Sudah unggul dalam pleno rekapitulasi KPU Paniai,” ujarnya.

Pelaku Yafet sangat jelas merupakan pendukung Akulian Adii. Yafet bahkan sempat ngotot bahwa Akulian yang musti menang namun kenyataan berkata lain.

“Pendukungnya kalah, akhirnya dia (pelaku) merencanakan membunuh keluarga kami tanpa ada masalah atau unsur apapun seperti disuruh oleh Akulian Adii dan lainnya. Jadi kasus ini memang inisiatif sendiri oleh pelaku dengan alasan tidak terima kekalahan pendukungnya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sejak moyangnya hingga kini pihaknya tak ada masalah apapun dengan marga Piame atau suku Walani. “Tidak ada masalah atau dendaman apapun,” ucapnya.

“Kami tidak ambil dia punya suara juga, dan dia juga bukan penyelenggara (bukan ketua KPPS, PPS , bukan juga PPD) tapi hanya masyarakat biasa. Dabamee (orang kecil) dari kampung,” katanya seraya menambahkan pelaku adalah orang normal, bukan setengah gila.

Apa Upaya Pihak Korban

John Timepa bilang, pasca pembunuhan pelaku dinyatakan kabur bahkan di kampungnya juga tidak ada. Diduga menuju ke Enarotali atau Nabire sehingga pihaknya telah membuat laporan polisi guna mencegah ruang gerak pelaku.

“Pelaku kabur (hilang) dari Baya Biru, kami sudah lapor pihak kepolisian dan sudah beritahukan kepada pihak keluarga bahwa bantu kami segara beritahukan keberadaannya,” katanya tegas.

Ia mengaku, laporan polisi justru disambut baik oleh oleh pihak kepolisian dengan berjanji akan mencari keberadaan pelaku agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Pihak kepolisian sudah terima baik laporan kami, dan polisi akan tindak sesuai tugas mereka. Jadi bila ketemu di Nabire, Paniai dan di manapun akan menemukan si pelakunya akan tangkap,” ujarnya.

Pihaknya juga bakal menyebarkan wajah pelaku agar diketahui khalayak umum sehingga mudah didapatkan keberadaan. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan