Nabire, WAGADEI – Mahasiswa-mahasiswi asal kabupaten Intan Jaya menyoroti adanya rencana pembangunan patung Tuhan Yesus di wilayah distrik Sugapa, kabupaten Intan jaya yang akan dibangun oleh pihak aparat keamanan militer mengatasnamakan Pj Bupati Apolos Bagau, kepala dinas pariwisata dan Pastor Dekan Dekenat Moni Puncak, Yance Yogi padahal pembangunan patung tersebut milik TNI.
Hal itu terungkp ketika para mahasiswa menggelar diskusi public dengan tema Ada Apa Latar Belakang Konflik Intan Jaya yang diarahkan oleh Rudi Sani, nantan sekertaris FKMI Nabire pada hari Rabu, (16/8/2023).
Hasil diskusi memutuskan bahwa pembangunan patung Tuhan Yesus bukan lagi program pemerintah daerah, namun dibuat-buat oleh pihak militer yang bertolak belakangan dengan konflik bersentaja di Intan Jaya, diisukan bahwa pemerintah pusat akan mengutus 330 personil guna menjaga pembangunan taman wisata 330 itu.
“Kami dengar informasi bahwa pemerintah kabupaten Intan Jaya sudah hibahkan dana untuk pembangunan pariwisata itu sebesar Rp 60 miliar, target pembangunan selama enam bulan saja harus selesai,” kata Sani.
Pihaknya melihat rencana pembangunan pariwisata patung tersebut membawa simbol perdamaian antara aparat keamanan dan rakyat Intan Jaya. Namun pihaknya menduga rencana awal masuk PT. Blok B Wabu dengan kepaksaan guna mengambil sumber potensi alam.
Militer sebagai tameng untuk merampas dan mencaplok tanah milik masyarakat adat, kata dia, dengan mengirimkan militer non organik maupun organik secara besar-besaran justru membawa banyak dampak buruk ke Intan Jaya. Dengan fungsi kontrol militer yang berlebihan telah menyebabkan pembunuhan masyarakat sipil, pembatasan ruang gerak, pengungsian, dan pengosongan kampung.
“Tindakan-tindakan tersebut secara tidak langsung, telah menggeser posisi masyarakat adat Intan Jaya dari eksistensi kehidupan dengan alamnya. Tidak berhenti di situ, militer juga telah melebarkan sayap fungsi kerja dengan cara intervensi ke dalam kerja-kerja pemerintahan kabupaten Intan Jaya. Seperti kasus yang baru terjadi beberapa hari lalu yaitu proyek rencana pembangunan patung Tuhan Yesus dan tempat wisata yang diinisiasi dan dikerjakan oleh TNI dan Polri di Bilogai, Sugapa,” ungkapnya.
Untuk itu dengan tegas pihaknya menolak rencana pembangunan wisata patung Tuhan Yesus yang diinisiasi dan dikerjakan oleh TNI Polri di Bilogai.
“Kami juga menolak segala bentuk kebijakan pemerintah yang berafiliasi dengan militer dan tidak mengedepankan kepentingan masyarakat umum Intan Jaya. Dinas Pariwisata segera mencabut izin pembangunan tempat tempat wisata yang akan dikerjakan oleh militer TNI dan Polri,” katanya.
Pihaknya juga mendesak agar pos militer di kampung Titigi segera pindah ke ibukota kabupaten atau bahkan ssekaligus menarik kembali militer organik dan non organik dari Intan Jaya, Puncak, Nduga, Yahukimo dan dari seluruh wilayah Papua.
“Kami minta pihak gereja di Intan Jaya harus bersikap tegas, indepeden dan tidak terprovokasi dengan agenda militer,” katanya. (*)