Dogiyai, (WAGADEI) – Masyarakat bersama keluarga korban tiga pemuda asli kabupaten Dogiyai yang ditembak mati oleh aparat kepolisian Indonesia pada 13 Juli 2023 di kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, meminta negara dan pimpinan institusi kepolisian daerah Papua atau Kapolda Papua segera ungkap oknum pelaku penembakan dan segera copot Kapolres Dogiyai dari jabatannya.
Permintaan itu disampaikan tiga keluarga korban di halaman kantor distrik Kamuu Timur, Dogiyai, Selasa (18/7/2023) siang, usai bersama masyarakat setempat membuka pemalangan yang dilakukan di jalan trans raya Nabire-Intan Jaya sebagai bentuk marah dan protes dari sejak kejadian terjadi.
Tiga pemuda tersebut bernama Yosua Keiya (21 tahun), Ferry Pekei (20 tahun) dan Stepanus Pigome (20 tahun). Ketiganya ditembak diwaktu dan tempat yang berbeda dalam sehari pada Kamis (13/7/2023). Yosua Keiya ditembak pukul 10.15 pagi jelang siang di kampung Obaio, selang dua jam kemudian sekitar pukul 12.15 siang Stepanus Pigome di kampung Ikebo, kemudian menyusul Ferry Pekei jam 8 malam atau pukul 20.00 di kampung Ekemanida.
Yosua Keiya setelah ditembak, langsung tewas tersungkur ditempat. Untuk Ferry Pekei dan Stepanus Pigome setelah tertembak sempat masyarakat setempat berusaha menolong agar selamat, namun karena peluru yang mengenai tubuh keduanya cukup parah, beberapa jam kemudian keduanya pun menghembuskan nafas terakhir.
Dihadapan jajaran Forkopimda kabupaten Dogiyai, Aleks Agapa, mewakili keluarga korban dengan tegas mengatakan menewaskan sesama manusia dengan sengaja dan secara sadar adalah tindakan kejahatan yang luar biasa. Dan tindakan itu telah dilakukan oleh aparat kepolisian.
“Dan terus berulang-ulang aparat kepolisian yang bertugas di kabupaten Dogiyai lakukan. Untuk itu, kami dari pihak tiga keluarga korban, pada kesempatan ini minta kepada negara dan Kapolda Papua harus segera umumkan ke publik siapa oknum aparat yang telah membunuh tiga keluarga kami ini,” tegasnya.
Setelah ungkap, kata dia, para oknum pelaku harus diberi hukum setimpal yang seberat-beratnya. Agapa menyatakan pihaknya juga meminta segera copot Kapolres Dogiyai dari jabatannya.
“Copot, karena Kapolres Dogiyai tidak mampu bina anak buahnya yang lalai menggunakan alat negara. Beliau sudah gagal menjalankan tanggung jawab dengan baik sebagai pemimpin keamanan di wilayah kabupaten Dogiyai ini,” ujarnya lagi dengan tegas.
Dia berharap dua poin permintaan yang telah disampaikan pihaknya semoga dapat dijawab oleh Kapolda Papua demi kedepan daerah kabupaten Dogiyai aman.
Dikesempatan sama, Yan Agapa, kepala Desa Ugapuga, menegur keras para aparat keamanan. Dia meminta kedepan ketika menghadapi masalah dengan masyarakat harus lebih mengedepankan rasa kemanusiaan.
“Saya sampaikan kepada aparat kepolisian dan tentara yang ada di Dogiyai, untuk kedepan tidak boleh lagi melakukan tindakan-tindakan kejahatan yang menghilangkan nyawa rakyat, baik rakyat di Dogiyai maupun di luar Dogiyai,” pintanya.
Kepada Kapolres Dogiyai, ujarnya, seharusnya menjalankan tugasnya sebagai pelindung dan pengayom rakyat dengan baik tetapi sudah gagal.