Tiga warga Dogiyai ditembak Polisi, sejumlah bangunan dibakar OTK hingga warga asli mengungsi

Jayapura, (WAGADEI) – Kabupaten Dogiyai yang baru saja dimekarkan tahun 2009 dari kabupaten Nabire telah identik dengan daerah darah dan asap. Soalnya kasus kriminal selalu saja berujung pada penembakan terhadap warga sipil dan pembakaran rumah warga sipil entah orang asli Papua maupun kaum imigran yang bermukim di Dogiyai.

Jangan jauh-jauh, kejadian penembak yang menewaskan warga sipil bernama Yosua Keiya oleh Polisi dan satuan Brimob di kampung Obaayo, Distrik Kamuu Utara pada Kamis, (13/7/2023) tentukan diselesaikan dengan kepala dingin. Menurut warga yang menjadi saksi, Yosua Keiya (20) ditembak Polisi saat Yosua lagi santai di pinggir jalan trans Nabire – Paniai.

“Itu disusul dengan penewaskan dua warga sipil lainya yaitu Stefanus Pigome (19) dan Yakobus Pekei (20) di Kabupaten Dogiyai. Dan masyarakat mulai mengungsi sejak 13 Juli 2023, sekolah-sekolah diliburkan hingga situasi benar-benar kondusif,” kata salah satu warga yang namanya enggan dimediakan, Sabtu, (15/7/2023).

Menurut dia, karena tidak terima atas peristiwa itu, sejumlah warga asli melakukan waita dan membakar rumah di sekitar Mowanemani, ibukota kabupaten Dogiyai.

“Malam harinya jam 6 sore pemuda waita di beberapa titik. Jam 8 malam beberapa rumah milik warga pendatang dibakar di antaranya barisan kios-kios di Ikebo, jalan masuk arah Kamuu Selatan terbakar habis ditambah dua rumah pribumi, rumah di Tokapa non pribumi dibakar habis,” katanya.

Dia mengatakan, barisan kios-kios dari pak Piter hingga bengkel dibakar habis tabah lagi satu mebel di bambu kuning Ekemanida.

Tak hanya itu, kata dia, kantor Dinas Perdagangan Kabupaten Dogiyai dan rumah kos-kosan milik Yohana Yobee depan SMP YPPK St. Fransiskus Assisi Moanemani juga turut dibakar oleh warga pendatang massa.

“Mungkin itu karena terbawa emosi serta terjadi lempar juga dengan pemuda-pemuda,” ucapnya.

Sementara bengkel las di depan kantor Pos Dogiyai juga terbakar, rumah kos milik ibu Eria juga dibakar. “Itu rumahnya pak Leri Wator dibakar, anaknya Agus Wator pantau dari semak-semak belakang rumah sekitar jam 8 malam,” ucapnya.

“Satu rumah dekat Tokapo dibakar. Namum belum lihat di rumah yang dibakar dekat mana dan rumahnya siapa,” ujarnya.

Hingga kemarin, lanjut dia, Jumat, (14/7/2023) aparat keamanan melakukan pendropan ke Mowanemani menggunakan helikopter dari Nabire.

“Dan satu kompi Brimob tiba Dogiyai menggunakan pesawat smart. Gabung aparat militer telah tiba di Dogiyai empat pleton. Hari Sabtu, (15/7) jam 9 ada pendropan militer menggunakan helikopter,” ujarnya.

Ia mengaku, salah satu pemuda Dogiyai perkiraan umur 17 tahun diamankan di Polres Dogiyai.

“Jadi, saat ini jumlah sementara rumah warga yang dibakar kurang lebih 67 rumah terbakar, dua pemuda ditembak mati aparat, dan tiga aparat dievakuasi ke Nabire serta jaringan internet diputuskan, yang jelas situasi belum kondusif,” kata dia.

Saat ini juga kata dia, tim utusan Kapolda Papua, Kapolres Dogiyai dan pihak pemerintah Dogiyai sedang melakukan pertemuan di Polres Dogiyai.

Masyarakat telah mengungsi sejak 13 Juli 2023 dan sekolah-sekolah diliburkan hingga situasi benar-benar kondusif.

Di lansir dari Odiyaiwuu.com, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri telah mengerahkan satu pleton Brimob dari Nabire untuk membantu mengendalikan situasi dan memerintahkan Kapolres Dogiyai Kompol Sarruju melakukan pertemuan dengan para tokoh agama, masyarakat dan aparatur pemerintahan untuk menyelesaikan permasalahan dengan cepat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan